Tari Seblang, Peninggalan Budaya yang Patut Dilestarikan

By nova.id, Jumat, 15 Agustus 2014 | 02:59 WIB
Tari Seblang Peninggalan Budaya yang Patut Dilestarikan (nova.id)

Tari Seblang Peninggalan Budaya yang Patut Dilestarikan (nova.id)
Tari Seblang Peninggalan Budaya yang Patut Dilestarikan (nova.id)
Tari Seblang Peninggalan Budaya yang Patut Dilestarikan (nova.id)
Tari Seblang Peninggalan Budaya yang Patut Dilestarikan (nova.id)

"Tari Seblang mejadi kekayaan budaya yang patut dilestarikan (foto: NOVA/Gandhi Wasono) "

Seni seblang sangat unik, karena tidak semua perempuan bisa menjadi penari seblang. Ada syarat khusus yang harus dipenuhi. Selain harus masih perawan dan belum akil balik, tari seblang hanya boleh dibawakan turun-temurun. Artinya, seorang wanita penari seblang hanya bisa menurunkan kemampuannya menari kepada anak perempuannya.

"Tari seblang adalah salah satu kebudayaan tertua yang dimiliki oleh masyarakat Banyuwangi. Karena itu harus dilestarikan," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ketika memberi sambutan di awal acara.

Selain Desa Olehsari, tari Seblang juga terdapat di desa adat Bakungan. Bedanya, jika di Desa Olehsari penarinya harus gadis belia yang masih perawan dan belum akil balik, di Desa Bakungan justru penarinya adalah wanita yang sudah menopause.

Banyuwangi kabupaten yang memiliki julukan sunrise of Java sangat kaya akan seni budaya. Yeti Chotima, penggiat budaya Banyuwangi menceritakan, gandrung sudah ada sejak tahun 1700-an. Seblang merupakan perpaduan antara budaya Hindu Kuno dan Islam atau yang disebut kapitayan. Filsofi seblang adalah bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas sari kehidupan yang diperoleh di wilayah tersebut. Karena itu saat ritual disediakan ubo rampe atau bagian dari sesajen dari hasil bumi.

Gandhi Wasono