Ternyata, di balik itu semua ada banyak manfaat yang bisa diperoleh anak di kemudian hari. Tak hanya pikiran relaks dan hati senang, pengalaman yang anak dapatkan juga amat bermanfaat bagi kehidupannya kelak.
Bahkan, belajar mandiri langsung dari alam juga bisa membangun kedekatan anak dengan alam. Anak pun jadi punya pemahaman lebih baik soal pelestarian alam. Selain itu, kegiatan yang perlu anak lakukan secara berkelompok seperti berkemah, arung jeram, outbond, dan sejenisnya, bisa membuat kemampuan teamwork anak terasah.
Rohmat Rukmantara, manajer program pelatihan LPAT (Lembaga Pendidikan Alam Terbuka) Rakata memberikan sejumlah tips untuk para orangtua yang ingin merancang liburan di alam terbuka bagi buah hatinya. Ubah Kebiasaan Bagi anak-anak yang baru pertama kali atau jarang mendapat kesempatan berlibur di luar ruangan, mendengar rencana berlibur outdoor bisa menjadi hal yang mengerikan. Nah, agar anak tak takut dengan rencana ini, penting bagi orangtua atau pihak penyelenggara mempersiapkan diri sang anak.
Rohmat menyarankan, para orangtua hendaknya membentuk kebiasaan yang baik agar anak tak mendapat kesulitan saat di lapangan nanti. Misalnya, membiasakan anak minum dan makan sendiri, mandi sendiri, tak minum dari botol, tak mengompol dan mau ke kamar mandi sendiri.
"Semua keterampilan yang akan dibutuhkan saat berkemah atau outbond sebaiknya sudah dikuasai anak sebelum diikutkan untuk liburan outdoor," saran Rohmat. Jika anak sudah siap dan mandiri, artinya sudah memiliki setengah modal untuk menjalani pengalaman barunya di alam.
Selanjutnya, ia harus belajar menolong dirinya sendiri dan berdamai dengan ketidaknyamanan untuk mendapatkan pelajaran yang lebih besar saat berkemah.
Bekal Informasi Agar anak tak jadi rewel karena kecewa mendapati kenyataan di lapangan, orangtua juga sebaiknya mempersiapkan anak dengan bekal informasi. Rohmat menggaris bawahi hal ini sebagai persiapan berlibur outdoor yang penting.
Berdasarkan pengalaman mengadakan liburan outdoor bagi anak-anak, Rohmat menuturkan, pihaknya biasa memberikan gambaran program camping atau outbond seminggu sebelum keberangkatan.
Namun, Rohmat menyarankan, di samping mendapat informasi dari pihak penyelenggara, orangtua juga perlu membekali diri agar mencari informasi akurat tentang program liburan outdoor. Misalnya, browsing soal lokasinya, mencari foto-foto pendukung, atau menghubungi pihak penyelenggara untuk mendapatkan gambaran lokasi dan program outbond yang akan diikuti.
Informasi yang disampaikan orangtua lebih efektif dan berguna bagi anak ketimbang pengumuman yang disampaikan secara massal oleh penyelenggara. Lebih baik lagi jika orangtua bisa memancing antusiasme anak untuk belajar dari alam. Tentu saja, jangan menanamkan ekspektasi berlebih, karena justru akan menjadi bumerang bagi anak.
Laili Damayanti