Faktor utama yang dibutuhkan dalam membangunnya adalah kemampuan untuk berpikir kreatif dan inovatif. Gagasan inovatif dapat menarik minat penyandang dana untuk memberikan bantuan modal pada ide bisnis sosial tersebut. "Karena itu, dengan menyandang semangat dan dual komitmen Danone terhadap kemajuan sosial-ekonomi, kami mengajak para mahasiswa untuk ikut berperan serta melalui ide-ide bisnis sosial mereka untuk mewujudkan perbaikan ekonomi di negeri ini," ujar Evan Indrawijaya, Human Resource Director PT.Sari Husada, Groupe Danone Indonesia.
Implementasi atas kepedulian tersebut diwujudkan dalam pengumuman pemenang Danone Young Social Entrepeneur (DYSE) 2013 di Balai Sudirman, Jakarta pada 27/2 lalu. Dari 23 semi finalis, terpilih lima tim finalis yang datang dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Rancangan ide bisnis sosial yang menang dapat diwujudkan melalui pemberian bantuan permodalan dan beasiswa.
Dalam DYSE, setiap tim peserta yang beranggotakan lima orang mahasiswa berperan sebagai Board of Director dari sebuah unit bisnis sosial baru yang mereka rancang sendiri. "Para mahasiswa ini diharuskan melakukan SWOT analysis, menentukan strategic direction, action plan serta profit & loss estimate untuk ide bisnis sosial yang mereka ajukan," ujar Kusuma Adisaputra, Project Leader Danone Young Sosial Entrepreneur 2013.
"Kompetisi ini merupakan sebuah tantangan bagi para mahasiswa untuk menghasilkan aksi nyata dalam membantu perubahan ekonomi ke arah yang lebih baik. Melalui kompetisi ini, kita dapat melihat berbagai gagasan cemerlang mengenai bisnis sosial dari para cikal bakal penerus bangsa ini," ujar Goris Mustaqim, pendiri ASGAR Muda Foundation yang juga menjadi juri dalam Danone Young Social Entrepreneur 2013.
Ade Ryani