"Kebaya menceriminkan feminitas dan bahkan kekuatan bagi seorang wanita. Kebaya sempat menjadi simbol perlawanan politik pada masa penjajahan Jepang. Juga menjadi lambang emansipasi perempuan karena dikenakan oleh Kartini tokoh kebangkitan kaum perempuan Indonesia. Sejak saat itulah kebaya dianggap bercitra pribumi dengan segala perjuangannya. Karena itu kaum bangsawan Belanda lantas enggan mengenakan kebaya," papar Nita.
Kebaya yang hidup di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk dan terdiri dari bersuku-suku, memiliki ciri khas masing-masing dan tingkatan si pemakai dan situasinya. Hal ini tercermin dari berbagai model kebaya dan baju tradisional yang ditampilkan BRAy.Angling Kusumo dari Pura Pakualaman, Yogyakarta, usai Nita mengakhiri paparannya. Aneka model kebaya dan baju tradisional diperagakan oleh model yang tergabung dalam The Happy Mommy.
Rini