Konsep baru yang diusung Pandansari adalah Jogja Dalam Balutan Modern. Sajian yang dihidangkan adalah hidangan-hidangan khas Jogja dengan nuansa yang lebih modern. Konsep ruangan pun diubah lebih simpel namun tetap mengangkat beberapa unsur etnik Jogja seperti motif batik Truntum yang menghiasi dinding restoran. Juga ada ornamen - ornamen khas Jogja. Kenikmatan suasana Pandansari juga didukung oleh alunan musik Pop Keroncong. Dengan musik khas ini, pengunjung bisa merasakan suasana khas Jogja yang hangat, ramah. Didukung pula oleh keakraban para waiter dan waitres yang menyambut tamu dengan senyum sapa serta keramahan khas Santika.
Di samping menu-menu internasional, Pandansari memiliki menu-menu khas Jogja dan nusantara Menu tradisional menjadi sajian signature di restaurant ini, diantaranya Ayam Kalasan, Sate Buntel, Brongkos, Nasi Goreng Bantul, Nasi Goreng Pandansari dan Sup Buntut Santika. Tidak ketinggalan pula menu - menu yang tersaji di beberapa stall dapat menggugah selera, diantaranya Gudeg, Mie Godhog, Tengkleng, Bubur Santika dengan berbagai macam kondimen, Aneka Soto dimana salah satu andalannya adalah Soto Ayam Kampung, Soto Gebrak serta aneka Sambal dan Kerupuk. Aneka minuman segar seperti Es Cendol, Es Dawet, Es Kelapa Muda dan lain sebagainya akan menutup moment bersantap di Restoran Pandansari.
Bubur Ayam Santika, menurut Asst. Event & Promotion Manager Hotel Santika, Fera Leonidya kembali hadir dengan kemasan baru bernama Bubur Angkringan Santika. Konsep ini sengaja di angkat mengingat bahwa Angkringan merupakan suguhan kuliner khas Jogja. Menu yang di sajikan juga sama seperti yang di temui di Angkringan jalanan yaitu Sego Kucing dengan variasi menu seperti Nasi Sambal Bandeng, Nasi Sambal Belut, Nasi Sambal Teri. Juga variasi makanan khas Angkringan lainnya seperti Sate Kikil, Sate Usus, Sate Kere.
Pastikan acara-acara arisan bulanan, meeting poin, ulang tahun atau acara istimewa lainnya terselenggara di Pandansari. Sebab resto ini mampu menampung 167 pengunjung dengann akses internet WI-FI selama 24 jam tanpa henti.
Dan yang pasti, bila Anda membawa bersantap pada hari Jumat dan Sabtu pada jam 22.00. Sebab pada saat itu Anda bisa bersantap sembari menikmati sajian pemutaran film Nasional era 80-90an. Konsep ini sengaja dihadirkan untuk mengangkat perfilman nasional, agar tetap memiliki nilai yang sejajar dengan perkembangan dunia perfilm-an di Indonesia saat ini.
Rini