Sanggar Kreativitas Anak Indonesia

By nova.id, Kamis, 13 Desember 2012 | 17:34 WIB
Sanggar Kreativitas Anak Indonesia (nova.id)

Sanggar Kreativitas Anak Indonesia (nova.id)

"Foto: Debbi "

Sedang, kelas SMA dan dewasa bernama "Super Magic Kitchen". Tujuan dari kegiatan ini bukan hanya sekedar anak pintar masak. Tapi, juga jadi lebih percaya diri dengan kemampuannya.

Begitulah, kegiatan di SKAI asuhan Elisabeth Lily (37).  SKAI didirikan awal Juli 2010," namun aktif dan mulai banyak kegiatan Februari 2011. Ide pembentukan SKAI ini saat anak-anak yang berkebutuhan khusus belajar di Home Schooling (HS).

Di HS kita banyak kegiatan dan hasilnya sangat positif. Saya berpikir, anak berkebutuhan khusus saja sudah bisa memiliki skill, apalagi buat anak-anak normal.Dunia sekarang kan bukan hanya mengandalkan ijazah. Tapi, anak-anak juga harus diajarkan keterampilan agar punya keahlian dan bisa bantu prestasi akademik," ujar Elizabeth Lily (37) Kepsek SKAI di kantornya Jl Abdullah Lubis Medan.

Menurut Lily, tujuan diadakannya SKAI agar anak-anak bisa berkembang dalam segi bakat. " Di SKAI kita belajar sambil fun. Ada anak yang baru diajari 2-3 kali dia sudah bisa berkreasi dan berimajinasi sendiri. " SKAI juga ada program pelatihan kreatifitas mengajar guru-guru mulai guru TK, SD, SMA, SMK agar mereka lebih bervariasi dalam mengajar.

Lily mengaku sering sedih dengar ortu yang membuat keterampilan anaknya karena sang anak  tak punya skill. Ada beberapa ketrampilan yang diajarkan SKAI diantaranya Clay, Tarian, Mainan, Music Traditional, Kokoru, Boneka Benang Wol, Batik, Green Art ( kelas daur ulang) dan lain-lain.  

"Menjelang Natal dan Tahun Baru, awal Desember nanti SKAI diundang Binjei Super Mall melatih berbagai kreatifitas membuat Kartu Natal, Hiasan Natal, Halloween, Sinterclass dan hiasan Natal. Pihak mall mengundang beberapa murid-murid se-Binjai membuat kartu Natal dengan kertas Kokoru."

Misalnya, untuk membuat kreasi Kokoru Charistmas free belajar 1-2 kreasi Kokoru Christmas dengan pembelajaran di outlet SKAI minimal Rp 150 ribu. " Untuk mini class Kokoru untuk 2-3 kali pertemuan dan 4-5 kreasi dalam waktu enam jam. Itu sudah termasuk 3 bungkus Kokoru. Untuk belajar anak-anak sendiri yang menentukan waktunya.Belajar di SKAI terbuka untuk umum lho," kata Lily mengaku orang tahu SKAI dari  mulut ke mulut.  

Menurut Lily, dia punya 7 orang pengajar termasuk dia.  Ada 17 class yang diajari di SKAI. " Bulan depan kami mau buka kelas baru yakni kelas sulap buat anak-anak. Sulap itu bukan anak-anak jadi pesulap. Tapi, bagaimana kecepatan tangan mereka jadi lebih kreatif dan lebih banyak keahlian serta lebih lincah."

Usia berapa pun, kata Lily, bisa belajar di SKAI. " Ada juga murid-murid kami tahu SKAI dari FB "Sanggar Kreativitas" dan blog "sanggarkreativitas-anakindonesia.blogspot.com," ungkap Lily menjelaskan SKAI bekerjasama dengan Ho Teh Tiam (HTT) dan TB Karisma, Medan Fair Flaza," mereka belajar setiap Sabtu dan Minggu siang." Sudah banyak orang yang minta Lily mengajar,baru-baru ini dia dapat undangan dari kota Batang (Jateng) mengajari guru-guru PAUD disana.

Debbi  Safinaz