Rina Iriani Kembali Ciptakan Rekor Muri

By nova.id, Selasa, 20 November 2012 | 17:11 WIB
Rina Iriani Kembali Ciptakan Rekor Muri (nova.id)

Rina Iriani Kembali Ciptakan Rekor Muri (nova.id)

"Rina Iriani (Foto: Rini) "

Selain piawai dalam memerintah Karanganyar, Rina juga sudah menghasilkan 4 album lagu-lagu berirama campursari bersama Didik Kempot. Albumnya laris-manis.  Di masa remajnya, ia juga seorang penari kelas satu tingkat Kabupaten. Sehingga  di masa Orde Baru, Rina selalu diminta menari di panggung kehormatan kala mendiang mantan Presiden Soeharto singgah ke Kabupaten itu.

Kini, ketika  dirinya berada di tampuk kepemimpinan, Rina kembali  membuat "sensasi".  Beberapa kali karya tarian massalnya masuk rekor MURI hingga lima kali. Terakhir karya tarinya yang ke-11 berjudul Indonesiaku,  tercatat di rekor MURI. Karya tari ke-11 Rina itu ia beri judul Indonesiaku. Pekan lalu digelar di Alun-Alun Karanganyar dalam rangka Hari Jadi Karanganyar ke- 95.

"Sebenarnya tarian ini sudah beberapa kali saya pentaskan di bebagai kesempatan. Ada yang di hadapan Bapak Presiden, Lemhanas, dan tamu-tamu  dari berbagai negara sahabat. Semua memberi support dan apresiasi yang baik. Alhamdulillah, saya tidak menyangka karya tari saya banyak disuka," terang Rina pada Tabloidnova.com via telepon .

   Diraihnya rekor MURI, karena Indonesiaku melibatkan 4500 penari yang terdiri dari siswa TK, SD,SMP, hingga SMA. Dilatih oleh 500 pelatih tari. Gerakan tarian itu meurut Rina,mencerminkan rangkaian gerakan tari tradisional dari berbagai  Propinsi di Indonesia. Sehingga tarian tersebut bisa dipentaskan di mana pun. "Durasi aslinya dua jam. Tetapi bisa diringkas menurut kondisi. Bisa 7 menit, 18 menit hingga 30 menit. Sudah banyak daerah yang meminta tarian itu dipentaskan ke berbagai daerah."

Rina menegaskan, Indonesiaku merupakan persembahan dirinya pada Negeri Indonesia tercinta. NKRI, tegasnya, adalah harga mati bagi dirinya. "Meski rangkaian dari gerakan tari seluruh propinsi di Indonesia, tetapi tetap satu. Sama seperti Indonesia, beda suku tapi tetap satu negara kesatuan. Gerakan ini awalnya hanya saja ajarkan pada 5 ampai 10 penari inti. Lalu masing-masing mengajarkan pada 50 penari. Saya sendiri bisa menciptaan gerak tari daerah lain karena belajar pada para penari aslinya. Tidak sulit bagi saya karena saya kan punya basic menari."

 Iringan musiknyapun kata Rina, ia yang menciptakan. Ia merangkai irama gamelan, gejog lesung, rebana, hingga musik moderen. "Tarian itu saya awali dengan bawa suwara (suara  tembang sebagai pembukaan), setelah itu baru musik berbunyi diikuti gerak tari. Jadi saya ya mencipta tari, musik, sekaligus terlibat di panggung," ucap perempuan bupati yang fasih nyinden itu.

Apakah kiprahnya menggapai rekor MURI sekadar meraih sensasi lantaran terdengar kabar Rina hendak mencalonkan diri menjadi Cawagub Jateng? "Sejak dulu saya sudah terbiasa berprestasi. Bagi saya, kalau sudah habis jabatan ya, saya kembali ke habitat. Ya, ke habitat," tegas Rina yang mengulang kata "kembali ke habitat" hingga lebih dari lima kali. Maksudnya kembali jadi guru SD, penari, atau nyinden, ya, Bu?

Rini