Melongok Festival Tanjung Puting

By nova.id, Rabu, 7 November 2012 | 19:54 WIB
Melongok Festival Tanjung Puting (nova.id)

Melongok Festival Tanjung Puting (nova.id)

"Foto: Gandhi "

Acara tersebut dikemas sangat menarik. Setiba di bandara rombongan langsung diajak oleh panitia menuju ke Istana Kuning, sebuah bangunan peninggalan Kerajaan Kutaringin yang sejak tahun 1948 berubah menjadi Kasultanan Kutaringin. Di bangunan kayu berbentuk panggung rombongan disuguhi dengan tari tradisional Japen yang dimainkan oleh para remaja.  

Di istana yang pernah terbakar tersebut pengunjung bisa melihat dari dekat beberapa peninggalan kerajaan yang berdiri sejak tahun 1673-1948 diantaranya guci, keris, tombak serta foto-foto para raja yang pernah berkuasa. Pangeran Muasjidinsyah, kerabat dekat kasultanan mengucapkan terima kasih dengan kunjungan yang mendukung peningkatan wisatya yang ada di Kota Waringin Barat.  

Di hari kedua, Kamis (8/11) bertempat di Hotel Swiss-belinn, peserta yang terdiri dari buyer maupun seller mengikuti workshop dan business metting. Di sesi tersebut selain mendapat paparan tentang potensi wisata di Kota Waringin Barat, di ujung acara ada sebuah agenda yang disebut table top. Di kesempatan itu, para travel agent baik yang berasal dari Kota Waringin Barat maupun dari Jawa saling tukar informasi sekaligus melakukan penjajakan untuk kerjasama dalam penjualan paket wisata daerahnya.  

"Acara ini sangat penting, sebab masing-masing travel agent bisa sama-sama saling mempromosikan daerahnya," kata Diana M Tikupasang, dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang didampingi oleh Abdul Wahab, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kota Waringin Barat.  

Di hari kedua dan ketiga peserta akan diajak ke Taman Nasional Tanjung Puting. Di Taman Nasional yang didirkan oleh Prof.  Beirut Mart Galdikas dari Kanada tahun 1971 tersebut terdapat  ratusan orang utan yang menjadi wisata andalan Kota Waringin Barat.  Tak hanya dilepaskan di habitat aslinya, disana juga didirkan lembaga penelitian orang utan, juga klinik untuk melakukan perawatan pada hewan primata tersebut.  

Yang tak kalah menariknya, perjalanan dari Pangkalan Bun menuju Tanjung Puting yang berjarak puluhan kilometer itu ditempuh dengan menggunakan perahu klotok sebagai sarana transportasi.  Di sepanjang perjalanan menyusuri hutan lebat itu bisa melihat langsung buaya sungai serta bekantan, binatang yang di dunia hanya ada di Kalimantan.

Gandhi