Warga yang seharusnya bergembira menerima daging Qurban Idul Adha 1433 Hijriyah, Jumat (26/10), terhenti kegembiraannya karena kabarnya Ketua Panitia melarikan diri dengan membawa uang dana Qurban yang sudah terkumpul melalui Badan Kenaziran Masjid (BKM) Mushalla Al-karim, sehari sebelum datangnya Hari Besar Idul Adha. Yang angkanya mencapai hampir Rp 50 juta.
" Sebelumnya dia bertindak sebagai penyedia hewan Qurban selama dua tahun sebelumnya. Tapi, karena tahun ini ketua Qurban yang lama diangkat jadi ketua BKM, maka beberapa pengurus di Mushallah menunjuk Istofa jadi Ketua Panitia Qurban menggantikan panitia Qurban yang lama, " ujar Ketua BKM ( Badan Kenaziran Mushallah ) Al-Karim, Muhammad Rivai.
Menurut Rivai, warga sebenarnya sempat curiga dengan prilaku Istofa. " Sebab, agen pemilik hewan Qurban sempat bilang pada kami sehari sebelum Qurban, Istofa sempat meminta lagi uang panjar Rp 11 juta dari yang sudah sebelumnya diberikan panjar Rp 20 juta. Tapi, uangnya bukan dia yang mengambil tapi temannya," ujar Rivai menjelaskan seharusnya di Mushallah mereka ada 8 ekor lembu dan 2 ekor kambing dengan 58 peserta yang ikut Qurban serta mengeluarkan 239 kupon.
" Kami sempat mendatangi rumah Istofa yang terletak tak jauh dari Mushallah. Tapi, istrinya juga bingung dan menangis saat mengetahui uang Qurban itu ditilep suaminya. Pada Jumat (26/10) beberapa panitia serta istri Istofa sendiri sudah ikut melacak dimana keberadaan Istofa."
Semua lokasi yang diduga tempat Istofa bersembunyi, dilacak. Mulai dari Tanjung Morawa, Tanjung Pura bahkan Brandan, kota kelahirannya. " Namun keberadaan Istofa belum terlacak disana. Ternyata, disini kami bisa mengambil hikmahnya kalau ternyata Istofa itu orang yang banyak masalah," ujar Rivai menjelaskan kalau istri Istofa sebenarnya orang lama di kawasan itu," kira-kira baru tujuh tahunan ini Istofa tinggal bersama istrinya di Gang Intan ini."
Menurut Riv ai, setelah kejadian ini pihak keluarga besar istri Istofa mengaku akan berembug dulu dan berjanji akan menyelesaikan masalah ini apakah uang Qurban itu akan diganti. " Kami memang belum melaporkan Istofa ke polisi tapi bisa-bisa saja kami menempuh jalur hukum. Tapi, kami akan mengembalikan persoalan ini pada warga saja sebaiknya Istofa itu mau diapakan."
Sehari-hari, kata Rivai, Istofa itu adalah pribadi yang mau bergaul dengan warga sekitarnya. " Setelah kejadian ini baru terbuka satu-satu kelakuannya. Kalau kami tahu dia orangnya menipu seperti itu nggak kan mungkin kami memercayakan dia jadi ketua Qurban di kampung kami ini, " kilah Rivai geram.
Setelah uang Qurban dibawa lari oleh Ketua Panitianya sebagian peserta Qurban ada yang mengihklaskan dan ada juga yang tidak. " Ada dua orang peserta Qurban yang tidak ikhlas uang Qurbannya dibawa Istofa lari tapi sebagian lagi menghiklaskan yang pentingkan niat berQurban itu kesampaian kata sebagian peserta Qurban."
Debbi