TabloidNova. com - Selayaknya, tujuan setiap wanita muslim untuk menutup aurat dan mengenakan hijab sangat mulia, untuk menjalankan salah satu syariat agama pula. Tapi belakangan ini, segelintir wanita berhijab justru menampilkan fenomena negatif dengan mengenakan hijab tapi tetap memakai baju ketat dan malah menonjolkan bagian-bagian tubuh yang seharusnya ditutupi. Sebagian dari mereka lantas menamai fenomena tersebut dengan sebutan "Jilboobs" alias mengenakan jilbab tapi dengan pakaian menonjolkan bagian dada.
Lulu El Hasbu, seorang pakar fesyen hijab, mencoba berbagi pengalaman soal tata cara berhijab yang baik. "Jilbab itu kan proses, memang enggak bisa langsung sesuai syariah. Tapi kalau di sialm itu, kalau sudah berani dan mantap berjilbab, berarti harus juga belajar aturan. Misalnya, enggak boleh pakai baju terlalu ketat, tidak boleh yang membentuk tubuh. Saya juga dulu prosesnya pakai hijab pelan-pelan. Awalnya masih pakai jins, tapi lama-kelamaan mulai risih sendiri," kata Lulu saat berbagi cerita pada tabloidnova.com, Kamis (7/8) siang.
Yang jelas, kata Lulu lagi, seorang wanita muslim yang akan berhijab harus banyak belajar aturan hadis dan al quran. "Sering-sering juga datang ke pengajian, di sana kan bisa sharing sama wanita yang sudah lebih dahulu berhijab. Hijab itu bukan sekedar fesyen, tapi juga ada aturannya. Enggak boleh transparan, enggak boleh ketat. Kalaupun pakai baju yang agak nempel, diakali dengan menutupinya dengan jilbab yang panjang dan menutupi tubuh," ungkap Lulu.
Jika memang fenomena Jilboobs ini marak belakangan, Lulu menilai mungkin hanya digagas oleh segelintir pemula yang belum memahami arti berhijab yang sesungguhnya. "Atau mungkin hanya supaya tren dan terkenal saja. Jadi ngumpulin foto-foto orang yang enggak dikenal, lantas mengunggah foto-foto mereka," ujar pemilik lini busana Elhasbu ini.
Yetta Angelina