Beredar Rekaman Percakapan Pemberontak Pro-Rusia Soal Penembakan MH17

By nova.id, Jumat, 18 Juli 2014 | 04:46 WIB
Beredar Rekaman Percakapan Pemberontak Pro Rusia Soal Penembakan MH17 (nova.id)

Beredar Rekaman Percakapan Pemberontak Pro Rusia Soal Penembakan MH17 (nova.id)

"Pesawat Malaysia Airlines ditembak jatuh di atas daerah konflik, perbatasan Rusia dan Ukraina, Kamis (17/7) malam. (foto: TIME) "

TabloidNova.com - Spekulasi soal siapa yang menembak jatuh pesawat komersil Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 masih menjadi misteri. Dua negara yang memang tengah berkonflik, yakni Ukraina dan Rusia, seolah saling tuduh dan saling tunjuk tentang siapa yang harus bertanggungjawab atas serangan yang mengakibatkan 298 nyawa penumpang sipil melayang begitu saja.

Sebelumnya, Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, menyebut bahwa pihak Rusia lah yang harus bertanggungjawab karena sudah menembak jatuh MH17. Tapi hanya berselang beberapa jam setelah pernyataan Petro tersebut, Presiden Rusia, Vladimir Putin, malah balik menuduh Ukraina yang melakukan serangan.

Sementara itu, di dunia maya beredar rekaman percakapan yang diduga terjadi di kalangan pemberontak pro-Rusia di Ukraina. Dari rekaman itu diperoleh keterangan bahwa mereka mengetahui adanya penembakan pesawat, meksi tidak menyadari bahwa yang ditembak ternyata adalah pesawat sipil.

Percakapan tersebut ditengarai terjadi antara dua orang pemberontak dengan panggilan "Mayor" dan "Geek". Di narasi awal rekaman tersebut, pimpinan pemberontak ini menyebutkan bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah pesawat yang diperkirakan jatuh di daerah Yenakievo.

Berselang 40 menit dari pembicaraan dan laporan pertama soal penembakan, percakapan kedua terjadi dengan melibatkan dua pihak yang saling melaporkan kondisi di sekitar puing-puing pesawat.  "Pesawat meledak di udara di daerah pertambangan Petropaylovskaya. Kami telah menemukan '200' (kode untuk mayat) pertama. Semua warga sipil. Ini 100 persen sipil semua," ujar seorang pria yang dijuluki "Mayor" dalam pembicaraan itu.

Selanjutnya "Mayor" terus memberi laporan. "Tidak ada senjata apapun. Semua barang-barang sipil, obat-obatan, handuk dan tisu toilet. Ada dokumen dari mahasiswa Indonesia dari universitas di Thompson," ujar sang "Mayor" sebelum akhirnya rekaman pembicaraan tersebut berakhir.

Yetta Angelina