5 Kiat Mengelola Keuangan Bagi Seorang Janda

By nova.id, Jumat, 3 April 2009 | 07:52 WIB
5 Kiat Mengelola Keuangan Bagi Seorang Janda (nova.id)

Beberapa di antara kita mungkin ada yang tidak memiliki perkawinan yang menyenangkan. Beberapa pasangan suami-istri lantas memutuskan cerai setelah tak ada lagi kecocokan.Diakui, tak mudah memang memutuskan cerai. Banyak hal yang harus dipertimbangkan. Mulai dari sisi psikologis, mental hingga soal keuangan. Apalagi bagi pihak istri yang selama perkawinan hanya mengandalkan penghasilan dari suami.Memang setelah cerai, ada mantan suami yang memberikan tunjangan kepada mantan istrinya. Ada juga si istri mendapat pembagian harta gono-goni. Tapi apakah semua itu cukup untuk memenuhi kebutuhannya setelah menjanda?Nah, berikut ini kiat mengelola keuangan bagi wanita yang yang baru saja cerai.1. Miliki Sendiri Sumber Penghasilan AndaSetalah cerai Anda harus mempunyai penghasilan sendiri, walau pengadilan memutuskan Anda akan mendapatkan tunjangan dari mantan suami. Kenapa? Sederhana saja, karena umumnya tunjangan tersebut jumlahnya tetap, sedangkan harga barang dan jasa diluar sana biasanya selalu naik dari tahun ke tahun. Ya, kan?Alasan lain?Anda harus tunjukkan kepada mantan suami bahwa Anda juga bisa mandiri dan tidak perlu harus tergantung terus kepadanya. Bukan begitu?2. Prioritaskan yang DibutuhkanSaat baru bercerai adalah saat-saat yang menyedihkan. Seberapa pun kesalnya Anda pada mantan suami, pasti ada rasa kehilangan, sedih, dan lain sebagainya. Setelah hidup bersama bertahun-tahun, akhirnya harus pisah juga. Nah, setelah berpisah, akhirnya sekaranglah saatnya Anda menata kembali hidup Anda.Ketika menata kembali inilah, apa yang harus Anda lakukan adalah dengan mencoba memenuhi kebutuhan-kebutuhan Anda terlebih dahulu. Sebagai contoh, kalau Anda dapat tunjangan penghasilan dari mantan suami, atau kalau Anda memang punya sumber penghasilan sendiri, jangan langsung digunakan untuk membeli keinginan-keinginan Anda.Dahulukan dulu kebutuhan-kebutuhan Anda, barulah sisanya, kalau memang ada, digunakan untuk membeli hal-hal lain yang memang Anda inginkan.Ingat lho, Anda, kan, baru bercerai. Nah, kalau kebutuhan Anda tidak Anda penuhi dulu, sementara Anda sudah membeli yang lain-lain yang belum tentu Anda butuhkan, nanti penghasilan Anda sudah keburu habis.3. Lihat Lagi Asuransi AndaHal berikut yang harus Anda lakukan adalah dengan mengevaluasi kembali program-program asuransi yang sudah Anda ambil. Coba lihat, apakah perlu diubah? Atau apakah Anda perlu mengambil yang baru?Coba lihat apakah Anda perlu mengambil Asuransi Jiwa atas nama Anda sendiri dengan anak Anda sebagai ahli warisnya. Saya menyarankan, Anda tak mengandalkan program asuransi yang dulu diambil suami saat keluarga Anda masih utuh.Artinya, kalau pada saat ini anak-anak ikut dengan Anda, walaupun mereka masih dapat tunjangan biaya hidup dari mantan suami Anda dulu, tapi mungkin akan lebih baik kalau Anda juga punya asuransi sendiri. Jaga-jaga kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bukankah berjaga-jaga lebih baik daripada tidak sama sekali?4. Nabung, nabung, dan nabungIngat bahwa ketika Anda baru saja bercerai, banyak diantara Anda yang mungkin tidak membawa harta sama sekali. Atau, kalaupun ada pembagian harta, jumlahnya mungkin tidak seberapa. Padahal, apa saja bisa terjadi di masa yang akan datang. Bisa saja Anda sedang tidak bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan, bisa saja Anda di PHK (kalau memang Anda memutuskan untuk bekerja lagi), dan seterusnya.Inilah pentingnya Anda memiliki simpanan. Inilah pentingnya Anda menabung. Kalau dulu, kalau keadaan Anda sedang tidak memungkinkan, mungkin suami Anda masih bisa membantu. Tapi kalau sekarang Anda sedang mengalami kesulitan, belum tentu mantan suami Anda mau bantu, kan? Jadi tetaplah menabung. Bisa, kan?5. Hati-hati Memutuskan Soal KeuanganSekarang, Anda sendirian. Anda juga sebagai kepala keluarga. Karena itu, cobalah untuk sebisa mungkin berhati-hati terhadap keputusan keuangan yang Anda ambil.Kalau Anda mau membeli kendaraan, pikirkan dulu masak-masak apa akibat pembelian itu terhadap keadaan keuangan Anda. Kalau Anda memutuskan untuk menjalankan bisnis, coba pikirkan juga apakah bisnis Anda betul-betul akan Anda jalankan dengan baik, karena kalau cuma setengah-setengah akibatnya akan buruk. Ingat, kalau dulu, mungkin yang memikirkan ini suami. Tapi sekarang, semua di pundak Anda. Jadi berhati-hatilah