Event berskala internasional itu digelar di Pendopo Royal Ambarukmo Hotel hingga Kamis (20/9) mendatang. Bagi Anda pecinta kuliner, ini adalah kesempatan emas untuk melihat bagaimana para masterchef berlaga dan bisa mencicipi hidangan kreasi mereka secara gratis.
Selasa (18/9) sejak pagi, telah tampil para masterchef dari Brunei Darusalam, Kamboja, Thailand, laos, dan Indonesia yang diwakili Chef Wiboro dari Hotel Santika Premier, Jogjakarta.
Negeri Thailand yang terkenal dengan Thom Yam -nya yang lezat, kali ini dihadirkan oleh Mastherchef Mr.Winit Jongrau dan Mrs.Phanita Salaprom. Keduanya selain menghadirkan Tom Yam Goong, juga menyajikan Choo Care Salmon, dan Kluay Buad Chee. Sementara hidangan tradisional khas Kamboja tak kalah memesona tamu yang hadir. Begitu selesai dihidangkan, langsung ludes diserbu pengunjung.
Masterchef Luu Meng asal Kamboja telah berpengalaman bekerja di jaringan hotel berbintang lima seperti Sofitel, sebelum akhirnya memiliki 9 restaurant bergengsi di negerinya. Pada hari pertama Meng menghadirkan hidangan tradisional khas Cambodia, yakni, Samlor Korko With Pumpkin, Sweetended Pumpkind with Sago. Pada NOVA, Meng mengaku sudah 14 tahun menjalani profesinya sebagai chef profesional dan memiliki atensi yang besar mengeksplorasi aneka hidangan tradisional Kamboja yang menurutnya masih belum mendunia seperti culinary dari negeri tetangganya. Karena itu ia senang bisa hadir di acara AFF ini. Bisa bertemu sesama chef profesional dari berbagai negara dan berbagi pengalaman. Ia bertekad memajukan culinary negaranya agar sama majunya dengan negara-negara di Asian lainnya.
Perhelatan AFF ini menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DIY, Ir.Tazbir, bersamaan dengan kegiatan Menteri Pariwisata Asian di Jogja. Satu menteri membawa satu masterchef. Karena itu Dinas Pariwisata bekerjasama dengan ICA (Indonesian Chef Assosiation) berinisiatif membuat AFF dan menghadirkannya ke ruang publik. "Mudah-mudahan bisa ada hubungan kerja yang riil antara negara-negara Asian. Salah satunya di bidang makanan. Ini akan memperkuat semangat promosi Asian as a Single Destination untuk menghadapi dunia lain seperti Eropa, Australia, dan Amerika. Promosi Asian melalui kekayaan negara di bidang makanan harus sering dipertemukan," terang Tazbir.
Rini