Pentas Budaya Festival 7 Gunung

By nova.id, Rabu, 11 Juli 2012 | 18:30 WIB
Pentas Budaya Festival 7 Gunung (nova.id)

Pentas Budaya Festival 7 Gunung (nova.id)

"Foto: Henry "

Usai Kenes Menoreh, ratusan penari dari berbagai kelompok seni berkolaborasi membawakan tarian kolosal. Masing-masing kelompok juga mendapatkan kesempatan unjuk kebolehan. Misalnya saja kelompok seni kubro siswo, montolan, jathilan, dan dayakan. Sungguh gambaran kekayaan seni tradisi yang terus menggeliat di kawasan Magelang. Malam harinya di tempat yang sama, para seniman juga tampil membawakan kesenian masing-masing daerahnya.

"Semua ini merupakan gambaran kekayaan kesenian dalam masyarakat Magelang dan sekitarnya. Acara ini dinamakan Festival 7 Gunung karena mengacu pada kesenian rakyat yang tumbuh di sekitar 7 gunung yaitu Merapi, Merbabu, Sumbing, Menoreh, Andong, Tidar, dan  Telomoyo," ujar  Musdor, salah satu koordinator acara.

Musdor menambahkan, Festival 7 Gunung baru pertama kali diadakan. Acara yang mendapat dukungan dari Dinas Pariwisata setempat ini diselenggarakan bertepatan dengan libur sekolah. "Kami tergabung dalam sebuah wadah kesenian bernama Askrab (Asosiasi Kesenian Rakyat Borobudur) yang berlokasi di Kecamatan Borobudur. Askrab mewadahi 60-an kelompok kesenian. Hampir tiap dusun di wilayah Borobudur memiliki kelompok kesenian," papar Musdor.

Musdor menambahkan, ketika mendapat tawaran untuk tampil, ia dan kawan-kawannya segera menghubungi kelompok seni yang tergabung dalam Askrab. "Tak sulit bagi kami menggelar acara ini meski waktunya mepet. Sebab, masing-masing kelompok tak pernah berhenti berkesenian. Jadi, kami tinggal menyatukan saja. Hanya dalam beberapa kali latihan, jadilah tari massal hasil kolaborasi berbagai kelompok seni," lanjut Musdor.

Musdor berhabarp, di tahun-tahun mendatang, Festival 7 Gunung bisa dipentaskan secara rutin. Sekaligus memperkaya geliat seni di kawasan Magelang yang sebelumnya sudah dimeriahkan Festival Lima Gunung. "Kebetulan acara yang kami selenggarakan ini waktunya hampir bersamaan dengan Festival Lima Gunung."

Peristiwa budaya yang ditonton banyak turis asing itu sekaligus memberi gambaran betapa kaya ragam budaya seni tradisi kita. "Sungguh beruntung saya bisa menyaksikan acara ini," ujar sekorang turis asing yang tak berhenti mengabadikan acara dengan kameranya.

Henry