Begitu terisi penuh, si pembeli tidak langsung membayar BBM, melainkan membuka helm cakilnya sembari marah-marah. Demi melihat wajah pembelinya, petugas SPBU langsung sadar siapa yang dihadapinya. Wajahnya langsung pucat, syok, lemas dan tak bisa berkata-kata lagi. Betapa tidak, perempuan itu adalah Rina Iriani, Bupati Karanganyar (Jateng).
"Saya ngamuk karena petugas SPBU itu melanggar aturan yang sudah dikeluarkan pemerintah. Aturannya, pedagang eceran bensin hanya boleh membeli 20 liter dan harus membawa surat pengantar. Nah, kalau saya minta 40 liter tanpa surat pengantar dilayani, berarti yang lain juga, kan? Saat itu juga saya ancam. Kalau masih melayani pembelian lebih dari 20 liter, SPBU-nya akan saya tutup. Pemiliknya sudah saya panggil untuk diberi pembinaan," terang Rina.
Ternyata, bukan kali ini Rina menyamar demi menertibkan SPBU. Sebelumnya, ia sudah dua kali menyamar di dua SPBU Colomadu dan Kodran. Namun, ia dibentak dan dimaki-maki petugas SPBU. "Saya tidak sakit hati. Malah senang. Itu artinya petugas di lapangan tidak berani melanggar aturan," ungkapnya riang.
Tak puas menyamar di siang hari, Rina kembali menyamar menjadi penimbun BBM yang mengendarai mobil pick up. Ia antre di sebuah SPBU sejak pukul 03.00 dini hari. "Sampai Subuh lampu SPBU tidak juga dinyalakan, padahal sudah ada truk yang akan isi BBM. Saya di antrean berikutnya. Setelah saya amati beberapa saat, ternyata betul ada tanda-tanda petugas akan melayani pembelian lebih dari ketentuan. Aksi itu segera saya hentikan. Begitu mengenali wajah saya, petugas SPBU syok dan ketakutan. Sopir truk lari, barang bawaannya masih ketinggalan di SPBU," papar Rina yang secara pribadi mengaku tidak setuju bila harga BBM naik.
Selain Rina, siapa ya pejabat kepala daerah yang bersedia menyamar demi tegaknya peraturan?
Rini