Dari proses rekonstruksi tersebut lah akhirnya polisi bisa menentukan lima orang tersangka yang tercatat sebagai siswa kelas 2 SMAN 3 Jakarta yang bertindak sebagai pembina pecinta alam Sabhawana yakni DW, TM, AM, KR dan PU. Selain lima tersangka, polisi juga menetapkan ada dua lokasi penganiayaan siswa SMAN 3 di Gunung Tangkuban Perahu itu.
"Dari tim yang dipimpin Kasatreskrim Jaksel sudah menelusuri lokasi atau rute kegiatan pecinta alam yang dilalui siswa SMAN 3 tersebut. Penelusuran itu dilakukan di lokasi-lokasi sekitar wilayah Gunung Tangkuban Perahu. Dari penelusuran tersebut memang rute yang mereka lalui untuk ukuran anak SMA baru, terlalu berat dan jauh," ungkap Kombes Rikwanto, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Senin (30/6) siang.
Penelusuran melewati rute-rute tersebut juga menghasilkan penemuan lokasi di mana diduga terjadi penganiayaan. "Begitu menemukan lokasi tersebut, penyidik sempat melakukan rekonstruksi mini untuk melihat bagaimana prosesi perjalanannya dan prosesi penganiayaan terjadi. Ada beberapa adegan diambil di sana, termasuk juga lokasi-lokasinya. Saat ini sedang dikompilasi oleh penyidik utnuk dibuatkan laporannya."
Selain itu, disimpulkan pula bahwa lokasi penganiayaan terhadap siswa SMAN 3 yang mengikuti ekstrakulikuler Sabhawana, termasuk Aca, dilakukan di lebih dari dua tempat berbeda. "Karena rutenya panjang. Dan dalam satu penelusuran tersebut ditemukan korban tidak sanggup, kondisinya drop. Memang rutenya terlalu berat untuk anak SMA."
Yetta Angelina