Teras Bidadari: Wadah Karya Sastra

By nova.id, Selasa, 6 Maret 2012 | 17:09 WIB
Teras Bidadari Wadah Karya Sastra (nova.id)

Teras Bidadari Wadah Karya Sastra (nova.id)

"Foto: Amir Tejo/Dok Nova "

Menurut Ananto, setiap manusia pasti mempunyai nilai-nilai keindahan. Dan nilai-nilai kemanusiaan itu selalu indah. Cara untuk mengaktualisasikan keindahan itu salah satunya lewat dunia sastra, baik dalam bentuk puisi, syair, cerpen, maupun novel. "Inilah yang akan kami gerakan, dan berawal dari tempat ini," ujar Ananto.

Meski namanya Teras Bidadari, namun tempat ini ternyata tidak dikhususkan bagi para perempuan saja. Namun di dalamnya semua orang dengan latar belakang gender atau profesi yang berbeda pun bisa mengaktualisasikan karya sastra atau seninya di sini. Ananto juga mengatakan, pilihan nama Teras Bidadari ini sebenarnya berawal dari gerakan moral yang tak mengizinkan perempuan meninggal akibat kanker serviks dan kanker payudara.

Kebetulan Ananto adalah seorang dokter yang menaruh perhatian pada kanker serviks dan kanker payudara. Pada peresmian Teras Bidadari beberapa waktu lalu, sejumlah kegiatan pun digelar. Antara lain bedah cerpen Malam-Malam Nina karya Lan Fang oleh Wina Bojonegoro, workshop membatik puisi oleh Leo Arief Budiman, workshop membuat puisi oleh Titie Surya, dan sebagainya.

Amir