Kini Puro Pakulaman dipimpin oleh KGPAA.Paku Alam IX yang juga memiliki jabatan publik sebagai Wakil Gubernur Propinsi DIY.
Tahun 2010 lalu, usia Paku Alam IX genap 72 tahun. Seperti para raja lainnya yang ingin memperkaya warisan budaya, Paku Alam IX juga menciptakan tari atau bedhaya. Ia memberinya titel Bedhaya Sri Kawuryan yang melambangkan seseorang yang mengarungi dinamika kehidupan dan selalu berharap akan menemukan keselarasan. Manisnya kehidupan dan kebersamaan, kesejahteraan, ketenteraman, dan kedamaian merupakan anugerah yang selalu dimohonkan manusia kepada Tuhan Yang Mahaesa.
Bedhaya ini pertama kali dipergelarkan pada peringatan tumbuk yuswa atau ulang tahunnya yang ke-72 di Bangsal Sewatama Pura Pakualaman Yogyakarta. Dibawakan oleh tujuh (7) bedhaya atau penari Puro Pakulaman.
Bedhaya ini Sabtu (16/1) lalu kembali dipergelarkan untuk menjamu Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti, Kerabat Keraton Yogyakarta, budayawan, dosen dan tamu kehormatan lainnya. Hari itu mereka menghadiri peluncuran buku Warnasari Sistem Budayam Kadipaten Pakualaman di Pendhapa Sewatama yang ditulis oleh 10 pakar seni dan budaya.
Buku Ini merupakan buku pertama kali yang menjelaskan tentang Kadipaten Pakualaman dari perspektif pemerintahan, arsitektur, kesenian, kesusasteraan, ritual,kearsipan, dan tata boga khas Pakualaman yang merupakan pertemuan Timur dan Barat.
Rini