Bidan Inspiratif Versi Srikandi Award 2011

By nova.id, Senin, 26 Desember 2011 | 17:27 WIB
Bidan Inspiratif Versi Srikandi Award 2011 (nova.id)

Rosalinda Delin adalah bidan Desa Jenilu, Kecamatan Kakuluk Atapupu, Kabupaten Belu, NTT. Di desa yang hanya berjarak 12 kilometer dari perbatasan Timor Leste ini, terdapat budaya panggang api pasca persalinan. Setelah melahirkan selama 40 hari ibu dan bayi di Jenilu diwajibkan melakukan ritual panggang api. Akibat kebiasaan ini ibu melahirkan beresiko mengalami anemia dan bayi akan terganggu pernapasannya.

Bidan Rosalinda tergerak untuk menghapuskan budaya panggang api di wilayahnya dengan memberikan sosialisasi ke rumah-rumah. Bidan berusaha menganalogikan tubuh manusia yang dipanggang api dengan seekor ikan yang dibakar saat melakukan sosialisasi kepada warga. Dengan usaha yang dilakukan Bidan Rosalinda Delin, kini masyarakat Jenilu telah meninggalkan budaya panggang api.

Kategori Promosi Kesehatan

Bidan Ni Nyoman Rai Sudani - KB Pria Tanda Cinta (Program terbaik 2)

Bidan Ni Nyoman Rai Sudani - KB Pria Tanda Cinta (Program terbaik 2)

Bidan Rai Sudani (51) bertugas di Kecamatan Abiansemal, Kab. Badung, Bali. Ia merupakan penggagas program KB vasektomi bagi pria sebagai solusi atas masalah yang sering muncul pada pemakaian KB wanita. Sebelum 2010 lebih dari 90% peserta KB di Abiansemal adalah perempuan sementara pengguna KB pria hanya 16 orang.

Usaha mempromosikan KB Vasektomi di Abiansmal bukan tanpa masalah. Masyarakat sampai saat ini masih mempercayai rumor bahwa KB Vasektomi dapat menimbulkan gangguan dan mengurangi kualitas hubungan seksual. Namun dengan pengertian yang ia berikan kepada masyarakat, hingga Oktober 2011, bidan Sudani telah berhasil mengajak 42 akseptor mengikuti KB vasektomi.

Bidan Ponirah - Bidan Dekat Bersalin Selamat (Program terbaik 3)

Bidan Ponirah - Bidan Dekat Bersalin Selamat (Program terbaik 3)

Bidan Ponirah (43) yang bertugas di Desa Waringin Kurung, Kecamatan Waringin Kurung, Serang, Banten berinisiatif mendirikan Bidan Praktek Swasta (BPS) untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi di wilayah ini yang mencapai 5% dari total kelahiran sebelum tahun 2003.

Selain melaksanakan kegiatan rutin seperti kegiatan senam ibu hamil, pemeriksaan kandungan, serta melakukan kunjungan nifas selama 40 hari untuk mengawasi kesehatan ibu dan anak dan memberikan pelayanan gratis pada keluarga tidak mampu, Bidan Ponirah juga menjalin kerjasama dengan dukun beranak. Berkat inisiatif yang dilakukan bidan Ponirah, angka kematian ibu dan bayi di wilayah ini dapat ditekan hingga mendekati 0% pada 2011.