Semangat 'Man Jadda Wajada' yang berarti siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil, bergema kencang dalam film produksi KG Production dan Million Pictures berjudul 'Negeri 5 Menara'. Setelah menjalani proses kasting yang panjang sejak bulan Mei 2011, akhirnya produksi film yang diangkat dari novel laris karya Ahmad Fuady berjudul sama itu siap diproduksi 3 Agustus 2011 nanti. "Awalnya saya cuma menuliskan pengalaman nyata lima tahun lalu. Saya akhirnya ditawari untuk dibuatkan film. Kalau buku itu kan fantasinya terbatas, kalau film akan lebih banyak fantasi," kata penulis novel 'Negeri 5 Menara' Ahmad Fuady saat dijumpai dalam acara syukuran film 'Negeri 5 Menara' di Planet Hollywood, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.16, Jakarta Selatan, Rabu (27/7) sore. Film layar lebar yang akan tayang di awal tahun 2012 itu menggaet Salman Aristo sebagai penulis skenario. "Kalau mengadaptasi novel ke film itu berarti cari gara-gara," celetuk Aris seraya tertawa. "Saya harus beradaptasi dengan angle. Saya memang sudah beberapa kali menterjemahkan beberapa novel ke dalam film. Novel itu menurut saya ada yang introvert dan ekstrovert. Novel ini adalah salah satu novel yang ekstrovert karena penuh peristiwa," katanya. Tujuan utama pembuatan film Negeri 5 Menara, menurut Eksekutif Produser Indra Yudistira, dimaksudkan sebagai film yang bisa menghilangkan dahaga penikmat film yang haus akan sajian inspiratif. "Saya kira semua paham kita defisit film bagus dan inspiratif. Di televisi banyak orang berantem dan kekerasan. Ke bioskop juga something pocong atau kuntilanak," kata Indra. Makanya, tak heran jika KG Production dan Million Pictures berinisiatif untuk membuat film bergenre drama petualangan ini. "KG Production ingin mengisi layar lebar Indonesia yang inspiratif. Ini film pertama KG Production bekerjasama dengan Million Picture," katanya. Menurut eksekutif produser Indra Yudistira, film Negeri 5 Menara ini diyakini akan menuai sukses saat diluncurkan nanti. "Kami percaya kalau produk yang bagus ditaruh atau diluncurkan dimana saja pasti sukses. Jadi kami harus optimis," kata Indra. "Kami ingin muncul dengan sesuatu yang menginspirasi. Sudah banyak film yang bagus, seperti Laskar Pelangi atau Garuda di Dadaku, tapi jumlah film bagus memang kurang banyak makanya kami muncul dengan KG Production," kata Indra. Rencananya, film yang akan mengambil syuting di lokasi-lokasi seperti Ponorogo, Bandung, Bukittingi, Danau Maninjau, Gontor dan London Inggris itu menelan biaya yang tak sedikit. Hal ini diamini oleh Indra Yudistira yang menjamin dengan biaya yang tinggi akan tercipta film dengan kualitas baik. "Biayanya besar. Bukunya saja bagus, produksi juga harus bagus, jadi ini film yang mahal juga supaya berkualitas dan enggak setengah-setengah. Kalau produser yang lain ke Londonnya mungkin dipotong, kalau saya go ahead, silahkan," katanya seraya tertawa. Okki