Daya Tarik Museum Tekstil

By nova.id, Kamis, 9 Juni 2011 | 17:15 WIB
Daya Tarik Museum Tekstil (nova.id)

Daya Tarik Museum Tekstil (nova.id)

"Foto: Rini "

Di sini, pengelola berani menyediakan ruang khusus untuk membuat satu works shop dan kursus aneka keterampilan.  Meski selain memajang kain-kain kuno, juga secara rutin menyelenggarakan pameran koleksi kain-kain kuno, maupun koleksi kain hasil para pengrajin  kain di seluruh nusantara.

Belajar membatik, adalah salah satu kiatnya. Di Museum ini, masyarakat luas,  bisa mengikuti kursus membatik dan aneka keterampilan  seperti patch work, membuat gerabah, silk painting, dan pewarna alam. Karena itu, di pelataran area museum ini pula ditumbuhi aneka tanaman yang bisa menghasilkan aneka pewarna alam. Aneka kursus itu bisa dipelajari secara singkat maupun intensif setiap hari,  setiap hari kecuali Senin.

Museum yang terletak di Jalan Raya KS Tubun itu kendati setiap hari padat oleh arus lalu-lintas, tetapi tak menyurutkan peserta kursus untuk datang ke sana.

Batik Dibanjiri PeminatUntuk menimba ilmu aneka kerajinan tersebut,  museum menerapkan tarif yang berbeda antara orang lokal dan asing. "Mata uangnya kan lain," terang Ida staf Edukasi dan Pameran, Museum Teksil Jakarta.

Yang membedakan  besarnya tarif juga jenis kursus yang dipilih. Apakah singkat atau intensif. Singkat, waktunya sekitar dua jam. Kalau intensif empat kali pertemuan, per pertemuan sehari penuh. Harinya bisa memilih, kecuali Senin. "Harganya tergantung jenis yang diambll.  Kursus membatik orang lokal secara singkat cukup Rp 35 ribu saja. Sementara kursus pewarna alam bisa mencapai Rp 500 ribu-an. Kalau kelas gerabah untuk anak cukup Rp20 ribu saja," tambah Ida.

Yang banyak peminatnya, masih kata Ida, adalah belajar membatik. Mulai dari anak-anak, mahasiswa  hingga orangtua. Kelas membatik  yang dibuka sejak tahun 2001 sudah dibanjiri peminat terutama warga Jakarta. "Setelah batik ditetapkan Unesco sebagai hasil budaya asli Indonesia, peminatnya semakin banyak," jelas Kris  pengajar kelas batik.

Peserta kursus singkat tidak harus membawa kain, lilin, atau membuat desain. Sebab semua bahan sudah disediakan oleh penyelenggara. "Mereka tinggal menorehkan desain dengan lilin. Setelah itu diajari cara pewarnaan hingga hasil akhirnya bisa dibawa pulang."

Dengan belajar membatik di Museum Tekstil ini, ada dua keuntungan yan bisa dikantongi peserta. "Selain dapat ilmu dengan harga murah, peserta juga boleh melihat-lihat koleksi museum. Sebab tiket kursus sudah termasuk  tiket masuk museum. Tetapi kalau sekadar membeli tiket masuk museum, ya, tidak otomatis jadi peserta kursus," tutur Ida.Rini Sulistyati