Film Minions, Perjalanan Mencari Majikan Baru

By , Kamis, 9 Juli 2015 | 06:30 WIB
Minioons (Foto:www.imbd.com) (Nova)

Jiwa sebagai hamba rupanya sudah dimiliki Minions sejak zaman dulu. Bahkan, menurut teori evolusi Minions, makhluk kecil berwarna kuning ini sudah mulai menjadi pelayan ikan hingga berevolusi menjadi dinosaurus. Minions akhirnya mulai menjadi pelayan manusia pada zaman purba. Hal itu terus berulang hingga ke zaman Mesir kuno dan peradaban terkini. Uniknya, makhluk imut ini selalu memilih majikan yang memiliki niat jahat atau bahkan penjahat kelas kakap.

Namun, perjalanan mencari majikan yang sesuai kriteria rupanya tidak mudah. Minions yang berkoloni berulang kali harus kehilangan majikan lantaran hal–hal sepele. Terakhir mereka kehilangan T-Rex dan Dracula yang dihancurkan. Akhirnya para Minions pun terasingkan ke sebuah gua es di kutub. Di Antartika mereka memulai hidup baru.

Tanpa majikan selama bertahun–tahun akhirnya membuat Kevin dkk kehilangan energi dan semangat. Akhirnya, Kevin memutuskan untuk pergi ke dunia luar dan mencari majikan baru. Ditemani Stuart dan si kecil Bob, Kevin pun memulai perjalanannya hingga tiba di Amerika dan London lalu mengabdi pada Scarlet Overkill.

Sebenarnya film berdurasi 104 menit yang dirilis di Indonesia pada tanggal 17 Juni 2015 ini adalah prekuel dari Despicable Me yakni sebelum Minions menemukan majikan jahatnya, Gru. Namun, dalam filmnya kali ini Minions lah yang menjadi aktor utama.

Pengenalan karakter dari Minions pun semakin bertambah. Memang hampir semua Minions memiliki ciri–ciri yang sama yakni kuning dan lonjong. Hanya saja dalam filmnya kali ini, Pierre Coffin memperkenalkan beberapa karakter baru yang membedakan Minions satu dengan yang lainnya.

Ucap Terima Kasih

Pierre Coffin yang berdarah separuh Indonesia agaknya selalu ingin memberikan sentuhan khas Indonesia di setiap film yang menampilkan Minions. Kali ini tokoh Kevin dan Stuart kedapatan berbicara beberapa kata dalam bahasa Indonesia seperti, “Stuart, kemari” saat Kevin memanggil Stuart dan “Terima kasih,” yang diucapkan Stuart saat menerima hadiah dari Ratu Ellizabeth.

Bagi Pierre, bahasa Indonesia sangatlah indah untuk diucapkan. Hal itu ia katakan saat diwawancarai oleh VOA Indonesia beberapa saat lalu. “Bahasa Indonesia menurut saya bahasa yang sangat indah, seperti alunan musik. Ketika saya menyuarakan Minions dalam Despicable Me, saya menggunakan berbagai bahasa dari banyak negara. Setiap kata-kata lucu saya gunakan dengan cara menarik, mungkin Anda mendengar saya menggunakan kata ‘terima kasih’,” katanya.

Bahkan dalam situs IMDB kata terima kasih sudah diartikan sebagai. Dengan demikian, bahasa Indonesia mampu dikenal dunia melalui film Minions yang digemari hampir semua umur di seluruh dunia.

Seperti diketahui bahasa Minions atau bahasa Banana memang gabungan dari berbagai bahasa seperti Prancis, Yunani, Korea, Inggris, Spanyol, Italia dan Indonesia. Itulah sebabnya bahasa Banana terdengar aneh namun juga lucu.

Dan jika dalam Despicable Me dan Despicable Me 2 terdapat nama aktor kenamaan Russel Brand dan Steve Carrel sebagai pengisi suara, kini nama Sandra Bullock ikut bergabung. Ia mengisi suara karakter Scarlet Overkill yakni seorang penjahat kelas kakap yang sedang mencari pelayan. Nantinya para Minions akan mengabdikan diri padanya untuk mencuri mahkota Ratu Elizabeth di Inggris.

Suara seksi Sandra memang dirasa sangat pas mengisi suara Scarlett. Dalam gambarannya, Scarlet adalah penjahat perempuan yang sangat kejam. Ia sudah melakukan banyak kejahatan. Dalam mengisi suara, Sandra yang lembut harus masuk ke karakter jahat dan cerewet yang dimiliki Scarlet. Selain Sandra, Pierre Coffin yang sebagai sutradara dan animator juga mengisi suara Kevin dalam bahasa Banana. Ada juga Jon Hamm, Michael Keaton, Allison Janney, Steve Coogan dan Geoffrey Rush.

Reinis Kumampung