100 Tahun Amir Hamzah

By nova.id, Kamis, 10 Maret 2011 | 17:05 WIB
100 Tahun Amir Hamzah (nova.id)

"Habis kikisSegera cintaku hilang terbangPulang kembali aku padamuSeperti dahulu.."

Puisi berjudul Padamu  Jua karya Tengku Amir Hamzah yang dalam dunia sastra dijuluki Raja Penyair Pujangga Baru itu, berkumandang di lobi Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Cucu Amir Hamzah, T. Rina, mengumandangkannya dengan penuh perasaan, Jumat (11/3). Momen spesial ini berlangsung dalam acara jumpa pers berkaitan dengan Peringatan 100 Tahun Tengku Amir Hamzah.

"Tengku Amir Hamzah tak hanya seorang pujangga. Beliau juga pahlawan nasional dan tokoh pergerakan pemuda Indonesia. Beliau lahir 28 Februari 1911 di Tanjung Pura, Langkat, dan meninggal 20 Maret 1946 di Kuala Begumit dalam sebuah pergolakan sosial," tutur  HT. Azwar Aziz, pemangku adat Kesultanan Langkat yang juga ketua umum acara ini.

Acara ini digagas sekaligus untuk mengumandangkan kembali semangat perjuangan, nasionalisme,dan kesastrawanan Amir Hamzah. Sejumlah acara sudah diagendakan sepanjang tahun ini di beberapa kota. Misalnya saja napak tilas perjuangan Amiir Hamzah dan lomba baca puisi sekabupaten Langkat. Lalu, di Bandung acara pembacaan puisi karya Amir Hamzah oleh mahasiswa Bandung. Di Jakarta, akan berlangsung bedah buku Amir Hamzah Pangeran Dari Seberang dan peluncuran prangko seri Amir Hamzah, Melayu Expo,  juga Tribute to Amir Hamzah.

Sepanjang hidupnya yang tak berusia panjang, Amir Hamzah dikenal sebagai penyair yang produktif. Kumpulan puisinya yang terkenal antara lain Nyanyi Sunyi (1937) dan Buah Rindu (1941). Sejumlah penghargaan ia terima antara lain Sastrawan Indonesia Utama tahun 1969 dan Pahlawan Nasional dari Presiden RI tahun 1975.Henry