Model Transgender Ini Bersyukur Jadi Perempuan

By nova.id, Senin, 7 April 2014 | 07:20 WIB
Model Transgender Ini Bersyukur Jadi Perempuan (nova.id)

TabloidNova.com - Setelah sekian lama menyembunyikan jenis kelamin aslinya, Geena Rocero akhirnya memutuskan untuk membuka jatidiri yang sesungguhnya kepada semua teman, tetangga, bahkan agensi model yang menaungi dirinya.

Untuk pertama kalinya, model yang bekerja di New York ini bicara di hadapan banyak penonton dalam sebuah talkshow, TED, mengenai hak asasi para transgender, Selasa (1/4) lalu. Model kelahiran Filipina ini bicara soal pengalamannya menolong sesama transgender untuk hidup tanpa rasa malu dan teror.

"Semua dari kita tercerabut dari keluarga, agama, dan kehidupan sosial kita," kata Rocero. "Tapi kita harus berani mendobrak apa yang telah lama diyakini orang-orang yang ada di sekitar mereka."

Rocero menambahkan, berkat kesuksesannya ia tak pernah merasa berani berbagi apa yang telah ia lalui sejak masih berusia sangat belia, "Karena dunia memperlakukan kami sedemikian rupa padahal kami ingin diperlakukan layaknya orang normal biasa."

Setelah 13 tahun pindah ke Amerika Serikat, Rocero baru memutuskan untuk muncul ke hadapan publik dengan penuh percaya diri dalam International Transgender Day of Visibility, untuk mendukung secara penuh komunitas transgender.

"Setiap hari saya merasa sangat bersyukur, karena saya adalah perempuan. Dulu saya terlahir sebagai lelaki, yang secara genital kelamin saya memang laki-laki," katanya sambil menambahkan, "Tapi saya bersyukur punya ayah dan ibu, serta keluarga yang mau menerima saya apa adanya. Sementara untuk sebagian (transgender) lainnya, belum tentu seperti saya."

Rocero, yang pindah ke San Francisco sejak 2001 pada usia 17 tahun, langsung mendapat kontrak sebagai model dengan Next Model Management. Selama 12 tahun ia sempat menjadi model untuk produk pakaian renang dan sejumlah produk kecantikan.

Di saat usianya 15 tahun, Rocero sebenarnya masih mengenakan pakaian lelaki. Kemudian ia bertemu seorang manajer ajang pemilihan putri transgender di Filipina, yang mendukung dirinya untuk mengikuti kompetisi putri transgender tahun itu. Hasilnya, Rocero meraih juara kedua..

"Ketika berhasil jadi model,  saya pikir akhirnya saya bisa meraih mimpi masa kecil saya," kata Rocero. "Kemudian, penampilan saya pun memengaruhi apa yang ada dalam diri saya."

Seiring kepindahannya ke AS, ia pun harus mengganti nama serta identitas dirinya sebagai perempuan di kantor imigrasi setempat. "Itu ibarat surat izin bagi saya untuk melanjutkan hidup, untuk mendapatkan kepercayaan diri.  Dan saya hijrah ke New York City demi memperjuangkan mimpi saya sebagai model."

Belum lama ini Rocero mengakui kebanggaannya sebagai transgender dengan meluncurkan Gender Proud, kampanye kesadaran dan pembelaan mengenai hak-hak transgender. Kendati demikian, warga dunia yang kerap berkampanye melawan hak asasi untuk para transgender menyebutkan, usaha Rocero itu masih membutuhkan waktu yang panjang untuk mendapatkan pengakuan. Bahwa tak mudah bagi para orangtua dari anak yang transgender untuk menerimanya.

"Memiliki keinginan untuk mengubah identitas diri yang berkaitan dengan jenis kelamin yang tidak kita harapkan, memang perlu dibicarakan secara terbuka dengan orangtua kita, teman-teman kita, juga semua pihak yang berkaitan dengan hidup kita," pungkas Rocero, yang mengakui masih banyak  hal yang harus ia perjuangkan.

Intan Y. Septiani/The Daily Mail