"Mens (haid) saya lamanya bisa sampai 16 hari dan masih deras. Selain itu juga maju-mundur tidak teratur," keluh seorang korban yang tak ingin disebutkan namanya di Mapolda Metro Jaya, Selasa (11/2) lalu. Wanita ini mendatangi Polda untuk proses pemeriksaan dan menunggui Berita Acara Pemeriksaan kelar.
Ketika menceritaan keluhan, wanita itu sambil menitikkan air mata. Kelihatan ada beban yang harus ditanggungnya. Menurutnya, apa yang dialami ini sangat berat hingga membuat dirinya bersama korban-korban lain stres.
Namun hal yang paling berat dirasakan ketika ia harus memberi tahu keluarga.. "Sampai sekarang saya tidak memberitahukan kepada orangtua karena usia mereka sudah tua. Hanya kakak dan adik saya yang tahu masalah ini, " ujarnya.
Sehari setelah melapor ke PMJ bersama LBH Apik, korban sempat menghimpun kekuatan untuk memberitahu kakak.
"Padahal, kakak sempat ke Jakarta seminggu sebelumnya namun saya belum siap untuk cerita. Dan sehari setelah laporan ke SPKT baru cerita ke kakak," ujarnya. Terpaksa ia memberi tahu lewat telepon.
"Saya sampai 2 kali konseling dan ternyata saya tetap belum siap menghadapi semua ini," ujarnya.
Saat ini, bersyukur kakak dan adik korban sangat mendukung perjuangannya.
"Kakak dan adik selalu menyempatkan SMS dan bilang 'Teteh kuat ya' . Sampai adik ipar saya bela-belain membelikan topeng buat saya kalau nanti harus bertemu wartawan," ujarnya lagi.
Korban berharap, proses pemeriksaan akan menghasilkan sebuah fakta yang adil bagi para korban. Dan memberikan keadilan pula saat persidangan nantinya.
Laili