Korban Banjir Manado Terancam Depresi

By nova.id, Rabu, 22 Januari 2014 | 10:29 WIB
Korban Banjir Manado Terancam Depresi (nova.id)

Korban Banjir Manado Terancam Depresi (nova.id)

"Pengungsi agar banyak diajak ngobrol. Foto: Dok. ACT "

Rupanya, tak sekadar penyakit ISPA dan kulit saja yang mengancam korban banjir bandang di Manado dan sekitarnya, dr. Taufiq Pasiak, salah seorang relawan medis ACT (Aksi Cepat Tanggap) mengingatkan bahaya lain yakni ancaman Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau stres pasca trauma akibat bencana. 

Gejala PSTD dapat muncul beberapa hari setelah bencana, dalam kondisi batin tertekan akibat musibah, lelah dan pikiran kacau, pengungsi terancam mengalami PTSD. Gejala yang muncul umumnya seperti, mudah marah, tak mampu menahan emosinya, dan seterusnya.

"Ini bukan kesalahan perilaku. Ini penyakit dan harus ditangani segera," ungkap Taufiq dalam siaran persnya. Masih menurut Taufiq, pentingnya penanganan segera dikarenakan dampak yang bisa diakibatkan dari PSTD juga dapat cukup fatal.

"Orang bisa bunuh diri akibat PTSD, ini tidak boleh dibiarkan. Harus ada tim yang segera membantu mengatasi penyakit ini," terangnya.

Tidak semua pengungsi mampu mengendalikan kejiwaannya pascabencana. Bahkan mereka pun mungkin tidak sadar jika kondisi kejiwaannya sedikit terpengaruh akibat trauma pasca bencana. Mereka akan mudah terpancing emosi atau tersulut isu-isu yang belum tentu kebenarannya.

Beberapa isu pasca banjir bandang Manado sempat terjadi, seperti isu tsunami yang sempat bikin panik warga dan isu nasi bungkus dengan lauk daging babi.

Demi mengatasi dan mengantisipasi PSTD, relawan medis ACT meminta peran setiap relawan dan tokoh masyarakat agar sering menyapa dan mengajak bicara para pengungsi agar senantiasa sabar dan mau mengungkapkan permasalahannya.

"Kadang, ngobrol-ngobrol kepada pengungsi dianggap hal biasa, padahal ini penting untuk tetap bisa menstabilkan emosi dan kejiwaan mereka. Peran ini bisa dilakukan oleh para relawan, terutama relawan-relawan yang memiliki latar belakang psikologi," tandas Taufiq.

Laili