Berdasarkan pengamatan Tim Disaster Emergency and Relief Management Aksi Cepat Tanggap (DERM ACT), pemandangan yang sekarang nampak di hampir seluruh kota Manado adalah tumpukan dan serakan sampah di berbagai tempat dan sudut. Hampir semua jalan, baik jalan utama, jalan raya maupun jalan-jalan di setiap gang pemukiman dipenuhi dengan sampah.
Sampah-sampah ini merupakan sampah rumah tangga, serta rongsokan barang-barang rumah tangga yang hancur dan terseret air. Tidak sedikit barang-barang rumah tangga seperti kursi, lemari dan kasur-kasur yang tak jelas siapa pemiliknya karena barang-barang tersebut terbawa banjir sampai ke tempat-tempat yang jauh dari pemiliknya.
"Kondisi ini menyebabkan suasana kota Manado dan sekitarnya masih berantakan, kemacetan pun tak bisa dihindarkan. Tumpukan sampah serta barang-barang rumah tangga juga sengaja dikeluarkan oleh para pemiliknya karena terendam lumpur,"kata salah satu relawan, Bayu Gautama.
Kondisi kota juga diperparah dengan banyaknya timbunan lumpur, baik di jalan-jalan maupun di dalam bangunan. Bangunan rumah maupun fasilitas-fasilitas sosial seperti masjid dan gereja pun tertimbun lumpur. Selain TNI dan beberapa relawan, belum ada pihak-pihak yang bekerja untuk mengangkut sampah-sampah tersebut karena warga masih sibuk dengan urusan rumahnya masing-masing.
"Tampaknya diperlukan kendaraan berat, selain truk untuk bisa mengangkut sampah-sampah tersebut. Namun akses jalan masuk menuju daerah-daerah yang dikepung sampah pun masih sulit, karena masih banyak lumpur di tepi jalan dan barang-barang rumah tangga yang berada di tepi jalan,"kata dia.
Menurut Vice President ACT yang juga Direktur Disaster Management Institute of Indonesia (DMII-ACT) M Insan Nurrohman, pemulihan (recovery) paska banjir Manado ini akan memakan waktu yang tak sebentar. Pasalnya, selain rumah-rumah warga, tidak sedikit juga fasilitas umum dan fasilitas sosial yang terkena dampak banjir. Uluran tangan kita, kata dia, baik terjun langsung menjadi relawan atau berdonasi akan membantu percepatan proses pemulihan Manado pasca banjir.
Tim DERM ACT dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Manado sejak terjadinya banjir bandang hingga saat ini, masih berada di lokasi membantu evakuasi korban, menyalurkan bantuan logistik dan keperluan kebutuhan sehari-hari pengungsi, dan memberikan bantuan medis.
Untuk fase pemenuhan kebutuhan dasar warga (pengungsi) agar dapat bertahan hidup selama kondisi darurat adalah kebutuhan pangan yakni penyediaan makanan siap saji dan air minum, dapur umum, dan lainnya. Kemudian, kata dia, kebutuhan tempat bernaung darurat, kebutuhan akan sandang, pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi darurat, perbaikan infrastruktur darurat, membangun kepedulian masyarakat terhadap korban bencana, dan meneguhkan kebersaman dengan korban bencana.
"Fase selanjutnya adalah pelayanan kesehatan dan pengobatan bagi warga selama masa emergency dan pengurangan risiko penyakit akibat bencana banjir," kata dia.
Sementara fase recovery, yakni memperbaiki fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, dan perbaikan sarana usaha masyarakat seperti gerobak dorong, kios dan bantuan sarana perlengkapan sekolah.Laili