Ibu Rumah Tangga Penderita HIV/AIDS Makin Meningkat

By nova.id, Selasa, 3 Desember 2013 | 03:50 WIB
Ibu Rumah Tangga Penderita HIV AIDS Makin Meningkat (nova.id)

Ibu Rumah Tangga Penderita HIV AIDS Makin Meningkat (nova.id)

""

Tak dapat dipungkiri, HIV/AIDS masih menjadi momok bagi siapa saja. Ketika diingatkan mengenai risiko penularan dan kondisi terburuk penderita, kita pasti khawatir serta lebih waspada terhadap sekitar.

"Sekarang, kasus HIV/AIDS sudah masuk ke rumah tangga," tandas dr.Ahyani Raksanegara M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Walaupun pada dasarnya HIV/AIDS dapat menular lewat hubungan seksual, jarum suntik, tranfusi darah, serta proses persalinan dan  menyusui ibu dengan HIV, namun peluang persebaran bisa mengenai siapa saja.

Tren yang sedang terjadi di Kota Bandung, Ibu rumah tangga semakin banyak menjadi penderita HIV positif.

"Ada 324 ibu rumah tangga dari 3.017 orang penderita HIV + di Kota Bandung, dan mereka menempati kelompok nomor 4 terbesar penderita HIV+," ujar dr. Susatyo Triwilopo, MPH, dari dinas kesehatan Kota Bandung.

Kendati demikian, dr. Susatyo memberi harapan karena berdasarkan data dinas kesehatan Bandung, tidak semua anak yang orangtuanya HIV+ akan menderita HIV+. Masih ada peluang anak-anak ini negatif dari HIV.

"Dengan cara-cara tertentu anak-anak bisa tidak tertular," ujar dr.Susatyo lagi.

Cara tersebut diantaranya dengan asesment dan persalinan sesarea. "Kalau ibu dengan HIV+ akan menyusui bayinya, perlu dilakukan serangkaian tes dahulu untuk memastikan virus tidak sedang membelah sel atau dalam konsentrasi tinggi," ujar Susatyo.

Demi memelihara virus HIV+ tetap terjaga dalam jumlah yang terkendali, Ibu dengan HIV+ harus rutin meminum obat ARV. Selain itu, juga harus mencukupi kebutuhan protein.

"Diharapkan tahun 2014, kota Bandung terjadi zero penularan HIV. Oleh karena itu, demi menekan risiko penularan KPA (komisi penanggulangan AIDS) Bandung juga melaksanakan program mitigasi dampak HIV+," ungkap Sukarno, ketua KPA Bandung.

Kepada ibu-ibu berisiko rendah seperti ibu rumah tangga, kini juga diberikan pengetahuan mengenai HIV dan AIDS. Walau pada kenyataannya, tak mudah bagi pengidap untuk melaporkan maupun melakukan screening atas penyakit tersebut.

"Penyakit ini memang seperti fenomena gunung es. Banyak yang belum terungkap karena stigmatisasi dan malu," ujar Sukarno lagi sembari menyinggung estimasi Kemenkes RI, jika di Bandung diperkirakan tahun 2013 ada 5.000 penderita HIV+.

Sukarno lantas menyarankan pada masyarakata umum untuk tidak segan melakukan tes HIV dengan datang langsung ke rumah sakit dan meminta diadakan tes HIV.

"Jangan malu atau takut. Semakin cepat diketahui, semakin cepat bisa mengonsumsi obat anti rotaviral sehingga virus HIV dikerangkeng. Tidak berkembang menjadi AIDS yang menyebabkan seseorang tak memiliki kekebalan tubuh lagi," pesan Sukarno pada masyarakat umum.Laili