Kisah Seorang Ibu Penderita HIV

By nova.id, Senin, 2 Desember 2013 | 11:47 WIB
Kisah Seorang Ibu Penderita HIV (nova.id)

Kisah Seorang Ibu Penderita HIV (nova.id)

"Ilustrasi Foto: NET "

Ditemui disebuah acara di Lembang, E (sebut saja demikian), tampak bersemangat berbincang dengan tabloidnova.com.

"Saya alhamdulillah sehat," kata wanita ini sembari memeluk kedua putrinya sembari tersenyum.

Kepadatabloidnova.com, dirinya menuturkan, rasa bahagianya bersama anak-anaknya kini. Kendati dirinya dan salah satu anaknya menderita HIV/AIDS.

"Anak kedua dari empat anak saya positif HIV," ujarnya sedikit meredup.

Namun diakuinya, berada di tengah sesama penderita HIV/AIDS seperti yang dilakukan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bandung, membuatnya merasa tak sendiri.

"Saya merasa berterima kasih sudah berada di tengah-tengah mereka. Saya sangat terbantu, terutama saat harus memperhatikan kesehatan. Dan, terutama perekonomian juga terbantu," ujarnya.

Saattabloidnova.commengorek masa lalu E, dirinya menuturkan jika penyakit mematikan yang dideritanya bukan akibat ulahnya atau kesalahannya. "Saya tidak tahu (kalau terinfeksi) jika saja suami tidak meninggal tahun 2010 lalu," kenangnya.

Pada waktu itu, suami E menderita diare yang cukup parah. "Sampai 1 bulan dirawat di rumah sakit Hasan Sadikin. Dan, akhirnya meninggal dunia setelah liver-nya pecah," ujarnya.Dokter yang mencurigai perburukan tersebut, melakukan tes HIV/AIDS atas diri suami E. Dan, hasilnya positif.

"Saya yang diberitahu pertama kali oleh dokter. Saya juga disarankan tes (HIV/AIDS) oleh dokter," ujar E yang mengaku sempat tak mau melakukan tes HIV.

Kendati berduka sangat dalam dan takut luar biasa akan masa depan, E akhirnya setuju di tes HIV/AIDS. "Tapi demi kebaikan, walau ada bayangan takut dan ngeri, saya tes (HIV) juga," tukasnya.

Begitupula dengan dua anak dari pernikahannya. Hasilnya sungguh mengecewakan, E dan putri keduanya positif HIV. "Saya sadar dari awal, kalau hasilnya akan begini," ujarnya.Ditanya lebih lanjut, kemungkinan suami E  mendapat virus HIV/AIDS dari seseorang, ia menuturkan jika sejak sebelum menikah, suaminya memang seorang pengguna narkoba dengan jarum suntik. "Ya. Saya tahu, waktu sebelum menikah dia (suami) pemakai narkoba," ujar E.

Walaupun dirinya bukan pengguna, namun E yang terlanjur cinta mau saja ketika diajak kekasihnya menikah.  "Tidak ada bayangan apa-apa. Kita hanya ingin berkeluarga," tuturnya.Kini, setelah dirinya ditinggal sang suami meninggal dunia dan harus mewarisi penyakit mematikan juga salah satu putrinya, mau tak mau E harus tetap semangat menatap masa depan. "Ya. Pokoknya saya lakukan apa saja untuk menjaga kesehatan," ujarnya.Dan, ternyata hidup tak berhenti memberi E kejutan indah. Setahun setelah dirinya menjanda, seorang pria (bukan pengidap HIV) melamar dirinya. Dari pernikahan keduanya,  E dikaruniai 2 putri cantik yang negatif HIV. "Semua berkat bapak dan ibu dokter yang membantu," ujarnya sumringah.

Kini, tugasnya sebagai ibu semakin lengkap. Tak lupa dirinya selalu menjaga kondisi agar tetap sehat, dan rutin meminum obat anti retro viral yang harus dikonsumsi penderita HIV agar tak berkelanjutan menjadi AIDS.Laili