"Anak-anakku, KPH Notonegoro dan GKR Hayu. Kalian sekarang sudah berkeluarga. Kalian sendiri yang menentukan pilihan. Kami orang tua hanya bisa mendoakan. Semoga kehidupanmu bahagia, bermaanfaat bagi masyarakat dan keluarga. Yang namanya kehidupan keluarga itu ada dinamika suka dan duka. Saya berharap kamu berdua bisa saling menghormati dan membangun komunikasi yang baik. Dengan jujur dan keterbukaan dalam membangun rumah tangga. Karena dengan bercita-cita membangun kehidupan bahagia itu tidak hanya materi tapi juga rasa. Materi itu bisa dicari tapi nurani itu bisa bicara untuk bisa saling menghormati satu sama lain. Membangun rumah tangga itu tujuan utama kalian, jadi jangan sekali-sekali merasa menang dan kalah karena itu bukan pilihan yang baik dalam berumah tangga. Kalian harus saling menghargai dan saling menerima. Susunlah kata-kata yang baik dan kata-kata yang bijak dalam berkomunikasi sebagai suami istri agar tidak merasa menang sendiri dan tidak menyinggung perasaan suami atau istri. Orang tua tidak akan mencampuri apa yang menjadi tugas kalian dalam kehidupan berumah tangga. Tapi bukan berati kalian tidak punya orang tua. Siapa tahu orang tua bisa memberikan petuah yang bijak. Sekarang kalian sudah tidak bisa maunya sendiri dan hidupnya sendiri. Kalian sudah terikat dalam kehidupan rumah tangga," kata Sri Sultan kepada kedua mempelai.
Upacara pamitan berakhir pada pukul 20.30 WIB dan ditutup dengan sungkeman yang dilakukan oleh GKR Hayu dan KPH Notonegoro kepada Sri Sultan HB X dan GKR Hemas juga kepada kedua orang tua KPH Notonegoro.
Antie