Prosesi Pamitan, Wejangan Dari Sri Sultan HB X

By nova.id, Rabu, 23 Oktober 2013 | 14:05 WIB
Prosesi Pamitan Wejangan Dari Sri Sultan HB X (nova.id)

Prosesi Pamitan Wejangan Dari Sri Sultan HB X (nova.id)

"Foto: Eng Naftali "

Setelah selesai menjalani Kirab dan Resepsi pada, Rabu (23/10) siang, tiba saatnya bagi kedua mempelai GKR Hayu dan KPH Notonegoro menjalani ritual pamitan. Upacara pamitan ini sekaligus menutup rangkaian upacara Royal Wedding Kraton Yogyakarta yang telah berlangsung selama 3 hari sejak 21 Oktober 2013 hingga 23 Oktober 2013.  Upacara pamitan sendiri dilakukan di Gedhong Jene dan dihadiri oleh seluruh keluarga besar dari kedua mempelai. Acara yang dilakukan pada pukul 19.30 ini dimaksudkan sebagai acara dari kedua mempelai GKR Hayu dan KPH Notonegoro yang pamit kepada Sri Sultan HB X dan permaisuri beserta seluruh keluarga untuk mengarungi kehidupan rumah tangga di luar Kraton. Acara ini juga sebagai moment dimana keluarga mempelai pria mengucapkan terima kasih kepada keluarga Kraton dan memohon maaf apabila selama acara berlangsung terdapat hal yang kurang berkenan.  Dalam acara pamitan ini juga, Sri Sultan HB X memberikan wejangan kepada GKR Hayu dan KPH Notonegoro sebagai bekal untuk mereka mengarungi kehidupan rumah tangga.

"Anak-anakku, KPH Notonegoro dan GKR Hayu. Kalian sekarang sudah berkeluarga. Kalian sendiri yang menentukan pilihan. Kami orang tua hanya bisa mendoakan. Semoga kehidupanmu bahagia, bermaanfaat bagi masyarakat dan keluarga. Yang namanya kehidupan keluarga itu ada dinamika suka dan duka. Saya berharap kamu berdua bisa saling menghormati dan membangun komunikasi yang baik. Dengan jujur dan keterbukaan dalam membangun rumah tangga. Karena dengan bercita-cita  membangun kehidupan bahagia itu tidak hanya materi tapi juga rasa. Materi itu bisa dicari tapi nurani itu bisa bicara untuk bisa saling menghormati satu sama lain. Membangun rumah tangga itu tujuan utama kalian, jadi jangan sekali-sekali merasa menang dan kalah karena itu bukan pilihan yang baik dalam berumah tangga. Kalian harus saling menghargai dan saling menerima. Susunlah kata-kata yang baik dan kata-kata yang bijak dalam berkomunikasi sebagai suami istri agar tidak merasa menang sendiri dan tidak menyinggung perasaan suami atau istri. Orang tua tidak akan mencampuri apa yang menjadi tugas kalian dalam kehidupan berumah tangga. Tapi bukan berati kalian tidak punya orang tua. Siapa tahu orang tua bisa memberikan petuah yang bijak. Sekarang kalian sudah tidak bisa maunya sendiri dan hidupnya sendiri. Kalian sudah terikat dalam kehidupan rumah tangga," kata Sri Sultan kepada kedua mempelai.

  Upacara pamitan berakhir pada pukul 20.30 WIB dan ditutup dengan sungkeman yang dilakukan oleh GKR Hayu dan KPH Notonegoro kepada Sri Sultan HB X dan GKR Hemas juga kepada kedua orang tua KPH Notonegoro.

Antie