Mengunjungi Candi Dukuh

By nova.id, Rabu, 23 Oktober 2013 | 11:40 WIB
Mengunjungi Candi Dukuh (nova.id)

Mengunjungi Candi Dukuh (nova.id)

"Foto: henry "

Hanya beberapa kilometer dari kawasan wisata Bukit Cinta menuju arah Salatiga, terdapat papan petunjuk yang bertuliskan Candi Dukuh. Setelah menyusuri jalanan pedesaan, sampailah di rumah penduduk. Di situ juga ada papan petunjuk tentang lokasi Candi Dukuh. Bagi yang membawa kendaraan pribadi, bisa menitipkannya pada penduduk setempat. 

"Untuk menuju lokasi candi, sepeda motor tak bisa masuk. Silakan titip saja di sini. Candi Dukuh terletak di bukit itu," ujar seorang ibu yang menyapa dengan ramah, tanpa  memungut biaya parkir.

Ratusan anak tangga menghadang. Bagi yang jarang olahraga, dipastikan akan ngos-ngosan mendaki tangga. Itu sebabnya, perlu persiapan membawa air minum secukupnya. Kalau Anda capek, bolehlah istirahat sejenak sambil memperhatikan panorama alam yang masih tampak asri. Sesampai di atas terlihat satu bangunan candi yang masih dalam tahap pengerjaan. "Candi ini ditemukan dalam bentuk reruntuhan," ujar Arif, salah satu warga yang kebetulan berada di sana.

Di hari Minggu itu, lokasi candi yang berlokasi di Desa Rowoboni, Kabupaten Semarang ini, tampak sepi. Area candi yang dikeliling pagar besi tampak terkunci.  Dari luar pagar terlihat, candi sedang direnovasi. "Mudah-mudahan kalau pemugaran sudah selesai, Candi Dukuh bisa menjadi salah satu tempat wisata yang akan terus dikembangkan. Dengan begitu, kawasan tempat tinggal kami menjadi ramai," harapnya.

   Candi Dukuh memang potensial untuk dikembangkan. Di tengah  candi ditemukan Yoni yang menandakan bahwa candi ini berlatar belakang Hindu. Beberapa artikel menyebutkan bahwa Candi Dukuh ada hubungannya dengan Raja Brawijaya V dari Kerajaan Brawijaya. Pada saat itu, Raja Brawijaya V tengah dalam masa pelarian setelah dikalahkan Kerajaan Demak. Pelarian sang raja sampai di Rawa Pening, lalu dibuat candi untuk penyembahan.

   Lokasi Candi Dukuh memang dekat dengan Rawa Pening. Dari ketinggian bukit, pengunjung bisa menyaksikan rawa yang penuh enceng gondok itu. Lokasi yang masih rimbun dengan pepohonan ini, cocok bagi Anda yang ingin mencari suasana lain. Menurut  Arief cukup banyak pengunjung yang melakukan doa di kawasan ini. "Lokasinya memang sepi dan hening," papar Arief.

   Beberapa waktu silam saat pemugaran, di lokasi candi juga ditemukan kotak batu berisi lempengan emas.  Menurut pakar arkeolog, penemuan ini menegaskan bahwa Candi Dukuh merupakan Candi Hindu yang dibangun sekitar abad ke-9, sezaman dengan Candi Gedong Songo.

Henry