Kota Salatiga ternyata sudah berusia sangat panjang. Pemerintah kota setempat menetapkan hari jadi Salatiga bersandarkan pada sebuah prasasti yang ditemukan di Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo. Tempat ini kendati masih terasa sepi, bisa dikembangkan menjadi tempat wisata sejarah. Prasasti ini berbentuk dua batu besar dan kecil yang letaknya saling berdekatan. Dua batu inilah yang menjadi landasan corak batik khas Salatiga. Karena terletak di Dukuh Plumpungan, maka disebut juga batik Plumpungan.
Prasasti bertulisankan huruf Sansekerta dan Jawa Kuno itu tertulis di batu berukuran panjang sekitar 170 cm, lebar 160 cm, dan garis lingkar 5 meter. Salah satunya tertulis, Srir Astu Swasti Prajabhyah, yang artinya: "Semoga Bahagia, Selamatlah Rakyat Sekalian". Tertulis pada hari Jumat, tanggal 24 Juli tahun 750 Masehi.
Ungkapan selamat bahagia berkaitan dengan ketetapan hukum atas status tanah perdikan atau swatantra bagi Desa Hampra. Ini peristiwa yang bagi masyarakat waktu itu sangat penting karena menunjukkan bahwa desa Hampra menjadi wilayah yang merdeka. Status daerah perdikan adalah daerah bebas pajak. Nah, Desa Hampra adalah daerah Salatiga sekarang ini. Wilayah perdikan diberikan oleh Raja Bhanu meliputi Salatiga dan sekitarnya.
Batu prasasti itu dilindungi dengan bangunan rumah berpagar. Di salah satu papan tertulis bahasa Sansekerta lengkap dengan terjemahannya. Tertulis di sana:
Srir = Astu swasti prajabhyah shakakalatita 672/4/31 2. Maddyaham 3. Dharmmartham ksetradanam yad : udayajananam yo dadatisabhyakta 4. Hampragramam trigramyamahitam = Anumatam siddadewyashca tasyah 5. Kosamragrawelakhak sarawidhitam prantasimawidhanam 6. Tasyaidad= Bhanunamno bhuwi bhawatu yasho jiwitamcaiwa.Artinya 1. Semoga bahagia (selamatlah rakyat sekalian) Tahun Saka telah berjalan 672/4/31 (24 Juli 750 Masehi) pada hari Jumat. 2. Tengah Hari 3. dari beliau, dari agama untuk kebangkitan yang maha tinggi telah menganugerahkan sebidang tanah atau taman agar memberikan kebahagiaan kepada mereka. 4. yaitu desa Hampra yang terletak wilayah Trigram yama (Salatiga) dengan persetujuan dari Siddhadewi (sang dewi yang sempurna atau mendiang) berupa daerah bebas pajak atau perdikan. 5. ditetapkan dengan tulisan atau prasasti yang ditulis menggunakan ujung mempelam 6. dari beliau yang bernama bhanu (dari mereka) berupa bangunan suci atau candi ini selalu merupakan hidup abadi.
Srir = Astu swasti prajabhyah shakakalatita 672/4/31 2. Maddyaham 3. Dharmmartham ksetradanam yad : udayajananam yo dadatisabhyakta 4. Hampragramam trigramyamahitam = Anumatam siddadewyashca tasyah 5. Kosamragrawelakhak sarawidhitam prantasimawidhanam 6. Tasyaidad= Bhanunamno bhuwi bhawatu yasho jiwitamcaiwa.
Artinya 1. Semoga bahagia (selamatlah rakyat sekalian) Tahun Saka telah berjalan 672/4/31 (24 Juli 750 Masehi) pada hari Jumat. 2. Tengah Hari 3. dari beliau, dari agama untuk kebangkitan yang maha tinggi telah menganugerahkan sebidang tanah atau taman agar memberikan kebahagiaan kepada mereka. 4. yaitu desa Hampra yang terletak wilayah Trigram yama (Salatiga) dengan persetujuan dari Siddhadewi (sang dewi yang sempurna atau mendiang) berupa daerah bebas pajak atau perdikan. 5. ditetapkan dengan tulisan atau prasasti yang ditulis menggunakan ujung mempelam 6. dari beliau yang bernama bhanu (dari mereka) berupa bangunan suci atau candi ini selalu merupakan hidup abadi.
Salah satu warga setempat Wahyu mengatakan, pengunjung prasasti Plumpungan terbilang tidak banyak. "Biasanya, sih, yang suka datang ke mari orang-orang yang memang gemar sejarah. Selain itu, banyak juga penggemar batik yang penasaran datang ke mari. Soalnya, corak batik Salatiga, kan, mengacu pada batu prasasti ini," ujarnya
Henry