Kapal Tenggelam, Pencarian Korban Berlanjut

By nova.id, Jumat, 4 Oktober 2013 | 11:09 WIB
Kapal Tenggelam Pencarian Korban Berlanjut (nova.id)

Kapal Tenggelam Pencarian Korban Berlanjut (nova.id)

""

Sebanyak 500 orang imigran dari Afrika tenggelam di perairan dekat Pulau Lampedusa, Italia, Kamis pekan lalu. Hingga saat ini, pencarian korban meninggal masih terus dilanjutkan. Bangkai kapal nahas ini ditemukan sekitar 1 kilometer dari tepi pantai Lampedusa.

Sejauh ini, pihak penyelamat Italia sudah menemukan 113 tubuh, sementara sekitar 200 korban lainnya masih belum dapat dievakuasi. Dari ratusan korban, sekitar 150 orang dinyatakan selamat. Kebanyakan imigran ini berasal dari Eritra dan Somalia, sebut anggota badan penyelamat PBB kepada CNN.

Kapten kapal tersebut, yakni pria berkebangsaan Tunisia berusia 35 tahun, saat ini sudah ditahan oleh pihak berwajib. Kabar ini disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Italia, Agelino Alfano. "Dia sudah dideportasi dari Italia. Tragedi ini bukan hanya milik Italita, tetapi seluruh Eropa. Karena Lampedusa adalah gerbang masuk ke kawasan Eropa, bukan Italia," imbuhnya.

Biasanya, di bulan-bulan ini laut Mediterania memang memiliki ombak lebih tenang. Ini yang membuat kapal-kapal pengangkut imigran dari Afrika dan Timur Tengah merapat hampir setiap hari ke Italia. Namun kapal pengangkut yang tenggelam itu, lapor BBC, diketahui mengangkut penumpang melebihi kapasitas. Kapal tersebut juga sebenarnya tak layak berlayar di lautan sebesar Mediterania.

Menurut Alfano, kapal yang berlayar dari Misrata (Libya) ini tiba-tiba mesinnya tidak berfungsi saat hendak buang sauh di Lampedusa. Beberapa penumpangnya lantas membakar beberapa benda untuk menarik perhatian kapal-kapal lain. Mereka berharap aksi ini akan membuat kapal yang melihat menolong mereka. Nahas, api malah menyebar dengan cepat ke salah satu sisi kapal. Penumpang pun berlarian ke sisi yang lain dan mengakibatkan kapal tenggelam seluruhnya.

Tragedi ini, menurut Perdana Menteri Enrico Letta melalui akun Twitter resminya, merupakan "tragedi yang sangat mengerikan." Kemarin, untuk mengenang para korban, beberapa sekolah dasar di Italia mengadakan momen mengheningkan cipta.

Ajeng