Sikap Warga Berbeda tentang Waduk Ria Rio

By nova.id, Jumat, 20 September 2013 | 08:14 WIB
Sikap Warga Berbeda tentang Waduk Ria Rio (nova.id)

Sikap Warga Berbeda tentang Waduk Ria Rio (nova.id)

"Foto: Henry "

Proses normalisasi waduk Ria Rio yang dimiliki PT Pulomas Jaya, badan usaha milik Pemprov DKI ini, tak berjalan mulus. Kawasan sekitar waduk dihuni ratusan KK dengan jumlah warga lebih dari seribu orang. Sikap mereka macam-macam. Romlah, salah satu warga yang tinggal dekat dengan bibir waduk mengatakan, tak masalah baginya pindah ke rumah rusun yang sudah dipersiapkan Pemprov. "Saya akui, tanah yang saya tempati  ini adalah milik PT Pulomas Jaya," ujar Romlah yang tinggal di rumah semi permanen.

 Sudah belasan tahun Romlah beserta suami dan dua anaknya tinggal di kawasan Pedongkelan.  Ia mengaku beberapa waktu lalu, sebagian warga sudah menengok ruman susun Pinus Elok, tempat warga akan relokasi. "Tempatnya masih di kawasan Jakarta Timur juga, masih relatif dekat dari sini."

Romlah mengaku senang mendapat perhatian dari Pemprov. "Apalagi, seluruh rusun warga Pedongkelan akan mendapat fasilitas lengkap. Ada teve, tempat tidur, kulkas. Makanya saya dan anak-anak  mau saja. Kabarnya, sih, kami pindah bareng-bareng setelah rusun Pinus Elok siap. Kemarin rusunnya masih banyak yang rusak," katanya.

Berbeda dengan Romlah, Abdul menolak tawaran Pemprov. Pria asal Madura ini mengatakan, warga yang sudah bersedia pindah adalah warga yang memang tinggal di tanah milik PT Pulomas Jaya. "Padahal, tidak semuanya milik Pulomas. Ada tanah adat yang sudah ditempati warga sebelum ada PT Pulomas. Nah, saya membeli tanah di rumah ada itu. Memang, sih, enggak ada sertifikat. Tapi, setahu saya yang awam soal hukum ini, kalau warga sudah belasan tahun tinggal di satu tempat, ia tidak bisa diusir seenaknya."

Abdul dengan tegas menolak pindah ke rusun. Baginya, "Hunian di rusun tidak cocok dengan profesi saya sebagai pedagang. Saya, kan, dagang apa saja, termasuk besi-besi tua. Apa bisa besi-besi itu ditaruh di rusun? Saya sih nanti akan cari rumah kontrakan saja." 

Abdul dan warga lain ingin, "Pak Gubernur datang langsung dan berdialog dengan kami. Beliau hanya datang di lokasi warga yang mendiami tanah Pulomas, tapi belum menyentuh kami."

Henry