Cegah Dokter Resepkan Antibiotik Sembarangan

By nova.id, Senin, 16 September 2013 | 08:18 WIB
Cegah Dokter Resepkan Antibiotik Sembarangan (nova.id)

Cegah Dokter Resepkan Antibiotik Sembarangan (nova.id)

"Foto: Tabloid NOVA "

Ketika Anda sakit, biasanya Anda akan percaya saja dengan resep obat apa pun yang diberikan dokter. Pikir Anda, ia adalah lulusan sekolah kedokteran, jadi pasti "resepnya" manjur dan baik untuk Anda. Tapi tahukah Anda, menurut sebuah studi baru di Journal of Antimicrobial Chemotherapy, mengkonsumsi antibiotik yang tidak perlu bisa mengakibatkan masalah kesehatan yang jauh lebih serius.

Lebih dari dua tahun ini, para peneliti memeriksa sebuah survei medis. Mereka menemukan, 60 persen dokter memilih antibiotik dengan jenis terkuat dalam resepnya. Sedangkan 25 persennya menuliskan obat-obatan yang diresepkan untuk virus (untuk penyakit yang tak bisa diobati dengan antibiotik).

Yang menjadi masalah, kata Adam L Hersh , MD, Ph.D., dari University of Utah, antibiotik yang kuat dapat membunuh bakteri "baik" dalam tubuh dan itu kemudian memicu masalah kesehatan di masa depan. Sebut saja, eksim , asma, radang usus, dan obesitas.

Jadi, bagaimana Anda bisa tahu apakah membutuhkan obat tersebut?

1 . Anda tidak selalu memerlukan dokter

Kata Konsultan Kesehatan Men'sHealth Ted Epperly, MD.,virus tidak merespon terhadap antibiotik dan sebagian besar infeksi pergi dengan sendirinya.  Jika demam kurang dari 102 derajat dan tubuh Anda masih berfungsi dengan cukup baik, tunggu dan lihatlah apakah terdapat gejala berikut: keletihan, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan diare yang parah.

2 . Minta antibiotik spektrum kecil jika ada gejala diatas

Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik jika ada masalah pernapasan seperti batuk, pilek, dan bronkitis. Jika terjadi sesuatu yang kurang umum, seperti infeksi kulit, mintalah dokter meresepkan antibiotik dengan  dosis rendah. Malah kata Epperly, sekaligus minta juga dosis untuk periode pemakaian terpendek. Pada umumnya, dokter akan meresepkan antibiotik untuk 10- 14 hari, walaupun pada kenyataannya Anda hanya memerlukan 3 - 5 hari.

3 . Jadilah "pemimpin" bagi dokter Anda

Kebanyakan dokter merasa mereka harus melakukan sesuatu untuk Anda atau Anda tidak akan bahagia (ini kemudian yang dipikirnya antibiotik perlu untuk Anda). "Jika Anda pikir ini virus, tidak apa-apa jika saya tidak mendapatkan antibiotik." Pernyataan itu akan membuka pintu bagi dokterAnda untuk mengatakan, "Ya, saya pikir Anda tidak benar-benar membutuhkannya".

4 . Jangan memaksa

Jangan sampai Anda memaksa dokter untuk tidak memberikan Anda antibiotik. Jika Anda sudah mengatakan hal di atas (nomor 3, Red.), namun dokter tetap mengatakan antibiotik tepat untuk Anda, ikuti saja.

Ester