Waduh Bumbu-Bumbu Dapur Terkontiminasi Bakteri Salmonella

By nova.id, Selasa, 10 September 2013 | 05:03 WIB
Waduh Bumbu Bumbu Dapur Terkontiminasi Bakteri Salmonella (nova.id)

Waduh Bumbu Bumbu Dapur Terkontiminasi Bakteri Salmonella (nova.id)

"ilustrasi "

Bumbu-bumbuan erat dengan masyarakat India, khususnya di lembah Ghats Barat, pegunungan yang berjajar di Barat India. Sejak ribuan tahun silam, petani memanen bumbu-bumbuan dari wilayah tersebut bahkan hingga sekarang.

Namun kini, ilmu pengetahuan telah menyatakan, bumbu itu bukan hanya membuat makanan menjadi sedap tetapi juga jadi penyebab orang sakit. Ini yang membuat pemerintah India secara resmi membuat peraturan baru soal pertanian. Hal ini dipublikasikan di New York Times, 29 Agustus 2013.

Ini terkait dengan rekomendasi FDA Amerika Serikat untuk  membatasi beberapa bumbu-bumbu impor. Ini disebabkan beberapa dapur warga masyarakat Barat ditemukan beberapa bahan makanan terkontaminasi salmonella.

Dalam penelitian, lebih dari 20 ribu pengiriman makanan oleh agensi makanan, sekitar 7% paket makanan tersebut terkontaminasi salmonella. Ini dua kali lebih banyak dari makanan yang diimpor. Sekitar 15 % ketumbar dan 12 % oregano dan basil kiriman, terkontaminasi salmonella. Kontaminasi yang lebih tinggi juga ditemukan dalam biji wijen, bubuk kari, dan jinten. Dan, sekitar 4% paket lada hitam terkontaminasi.

Setiap tahun sekitar 1,2 juta orang di Amerika Serikat sakit karena infeksi Salmonella. Bakteri salmonela adalah penyebab  umum penyakit pasca konsumsi makanan. Lebih dari 23 ribu orang dirawat di rumah sakit dan 450 lainnya meninggal dunia disebabkan infeksi Salmonela. Infeksi bakteri salmonella sendiri biasanya diikuti gejala, seperti, diare, demam dan kram atau sakit perut, biasanya diderita 12 sampai 36 jam setelah terinfeksi. Biasanya akan diderita 3 hingga 5 hari.

Kematian dapat terjadi jika infeksi menyebar dari usus ke pembuluh darah dan mempengaruhi organ vital. Baik bayi maupun orang tua merupakan kelompok usia yang rawan akan infeksi.

Meksiko dan India merupakan dua negara tertinggi dalam angka kejadian kontaminasi salmonela dari bumbu-bumbuan. Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 14% contoh bumbu dari Meksiko terindikasi mengandung Salmonela.

Sementara India memiliki angka 4 kali lipat lebih banyak dari bumbu-bumbuan dari Meksiko. Hal ini ditudingkan pula pada bumbu-bumbu yang diekspor ke Amerika Serikat. Padahal, sekitar seperempat bumbu, minyak-minyakan dan pewarna makanan di Amerika, berasal dari India.

Temuan ini mendorong FDA melakukan penelitian selama 3 tahun dengan diskusi publik dan sudah diterbitkan dalam jurnal Food Microbiology.

"Salmonela ini adalah masalah yang cukup besar dan membuat kami mempertimbangkan bumbu-bumbu impor. Kami putuskan jika bumbu-bumbu tersebut merupakan isu penting yang harus segera ditangani saat ini," ungkap Michael Taylor, Deputy FDA Commisioner for food.

Beberapa dugaan terkait merebaknya infeksi berita karena orang-orang Barat kerap menggunakan bumbu-bumbu sebagai bumbu meja (langsung pakai saat makan). Misalnya, lada hitam, dan bumbu lain kerap ditambahkan ketika makanan sudah di meja. Ini kerap membuat bakteri terkonsumsi banyak orang.Laili/ New York Times