Bedah Estetik dan Rekonstruksi

By nova.id, Selasa, 31 Juli 2012 | 18:11 WIB
Bedah Estetik dan Rekonstruksi (nova.id)

Bedah Estetik dan Rekonstruksi (nova.id)

"Foto: Laili "

"Bagi anak-anak yang terlahir dengan bibir sumbing, bedah plastik dapat mengoreksi kekurangan yang didapat sejak lahir. Juga bagi korban kecelakaan, bedah plastik juga berguna memberikan kualitas hidup yang lebih baik," ungkapnya di depan para undangan Media Briefing bertema "Improving Life Quality Through Aesthetic, Plastic and Reconstructive Surgery" yang diadakan di Hotel Indonesia Kempinski Selasa (31/7).

Pernyataan ini menjawab beberapa masalah yang kerap terjadi di masyarakat. Dimana masih banyak masalah yang lebih penting dari sekedar mengoreksi wajah yang sudah cantik.

Masalah-masalah seperti luka bakar, rekonstruksi payudara pasca pengangkatan kanker, hemangioma, tanda lahir, lemak di dalam kulit, kelainan pada alat kelamin, dan masih banyak kelainan  lainnya, dapat dibantu dengan bedah plastik.

"Saat ini, fasilitas yang ada di RSPI telah mengakomodir hal tersebut. Baik untuk bedah plastik estetik maupun bedah plastik rekonstruktif kami layani tepatnya di Aesthetic Clinic dan Breast Cancer kami di lantai 1 RSPI - Pondok Indah," ungkap  Dr. Yanwar Hadiyanto, CEO RSPI Group.

Pada kesempatan yang sama, RSPI juga menghadirkan dua  dokter plastik dari klinik bedah plastiknya yakni Dr. Elida Sari Siburian, Sp. BP dan Dr. Teuku Adi Fitrian Sp. BP atau yang lebih terkenal sebagai penyanyi TOMPI.

Dokter Adi Fitrian kemudian juga memaparkan jika  bedah plastik dapat digunakan pula untuk mendapatkan bentuk bagian tubuh secara proporsional sehingga harmonis secara keseluruhan. "Banyak yang bisa dilakukan dengan bedah plastik diantaranya operasi hidung. Tapi tentu saja tidak bisa sembarangan meniru bentuk hidung, misalnya orang Asia ingin hidungnya seperti artis Hollywood," ungkap dokter yang juga penyanyi tersebut.

Sayangnya, kini juga berkembang praktek-praktek  mengatasnamakan klinik estetika namun ternyata bukan dokter yang ahli dengan bidang terkait. Tak sedikit pula akhirnya mereka datang pada dokter spesialis bedah plastik karena dampak negatif dari praktek yang tidak bertanggung jawab.

"Masih banyak, lho, orang yang percaya dengan tawaran suntik silikon seharga Rp 150.000,- katanya dapat memancungkan hidung," ujar dokter Adi Fitrian menyesalkan praktek silikonoma hidung. Praktek seperti ini  bisa menyebabkan kerusakan pada hidung itu sendiri, dengan gejala bengkak, memerah hingga meradang.

Agar tak salah mendapatkan tindakan, sebaiknya calon pasien mendatangi klinik yang benar-benar merupakan praktek dokter bedah plastik. "Pada kasus breast implan saja, jika bahan yang digunakan bukan medical grade maupun FDA approve, juga dapat berbahaya," timpal dokter Elida.

Pada klinik dokter bedah plastik, selain mendapatkan tindakan secara tepat juga dokter mampu memberikan alternatif solusi sesuai pertimbangan medis yang benar.

Laili