"Santan tidak mengandung kolestrol tapi fitokolestrol yang justru membantu pengeluaran kolestrol jahat," tegas Djoko yang ditemui di peluncuran Hemaviton Cardio dan Hemaviton Glucare, Rabu (18/7). Fitokolestrol juga menghalangi penyerapan kolestrol jahat dan mengikat kolestrol rantai panjang untuk keluar.
Minyak kelapa yang sering digadang-gadang menyebabkan LDL naik juga rupanya justru sangat berguna. "Minyak kelapa tidak mengandung kolestrol tapi mengandung MCT (Medium-Chain Triglycerides)," urai Djoko. Alhasil, menyantap 1 sendok makan minyak kelapa (25 cc) sama dengan menyantap separuh nasi goreng. "Ini adalah suatu sumber energi yang cepat sekali dibentuk menjadi energi dan tidak akan mampir atau disimpan menjadi lemak," tambahnya.
Namun, manfaat minyak kelapa sering tergerus karena kebiasaan buruk, "Jelek kalau dipakai berulang. Jadi, hindari jelantah," ujarnya. Intinya, menurut Djoko, makanan apa pun, jangan dimasak berulang kali karena akan menaikkan kadar natrium. "Ini tidak baik untuk tekanan darah tinggi," kata Djoko. Begitu juga dengan seafood. "Ada kolestrolnya, tapi kolestrol baik yaitu fitokolestrol. Jadi, prinsipnya tinggalkan protein merah, pakailah protein putih seperti ikan, kedelai, dan susu," urai dokter yang humoris ini.
Lantas mengapa banyak orang yang mengeluh kolestrol jahatnya naik setelah menyantap hidangan-hidangan di atas? "Pusing bisa saja disebabkan vetsin yang terlalu banyak. Tapi, bukan karena udang, santan, cumi," pungkas Djoko.
Astrid