Arfiand Meninggal, Sekolah Harus Bertanggungjawab

By nova.id, Kamis, 26 Juni 2014 | 11:15 WIB
Arfiand Meninggal Sekolah Harus Bertanggungjawab (nova.id)

Arfiand Meninggal Sekolah Harus Bertanggungjawab (nova.id)

"Arfian Caesar Al Irhami, korban kekerasan sesama siswa SMAN 3 Jakarta (foto: Dok.Pribadi) "

TabloidNova.com -  Sudah nyaris sepekan berlalu sejak kepergian Arfiand Caesar Al Irhami alias Aca menghadap Sang Kuasa. Tapi sebagai orangtua, tentulah rasa duka masih menyelimuti pasangan Diana Dewi (46) dan sang suami, Arief Setiady (46). Tapi sekuat mungkin, pasangan ini berusaha ikhlas menerima fakta bahwa anak sulung yang dibesarkan mereka dengan sepenuh hati harus meregang nyawa akibat dugaan perlakuan kekerasan yang diterimanya saat mengikuti acara jelajah alam bersama kelompok pecinta alam SMAN 3 Jakarta, Sabhawana, (12-19/6) silam.

"Mau gimana lagi? Mau nangis guling-gulingan, Aca enggak bisa balik. Sekarang harus dibuka semuanya. Saya ingin tahu saja, biar kami tahu. Kalau ada kekerasan, siapa pelakunya? Semua harus bertanggungjawab, harus tuntas. Enggak bisa kayak begini saja. Kalau tidak diperbaiki akan ada korban lagi," ucap Arief yang didampingi sang istri saat ditemui di kediaman mereka di kawasan Poncol Jaya, Tendean, Jakarta Selatan.

Diana menambahkan, selain pelaku, pihak SMAN 3 Jakarta juga harus ikut bertanggungjawab sepenuhnya. "Dari pihak sekolah harus bertanggungjawab, apa dari sisi panitia atau siapapun yang terkait dengan keajadian ini, atau mungkin sistem yang salah, harus tanggungjawab, jangan sampai ada korban lain."

"Kita semua kan harus bertanggungjawab pada apa yang sudah kita lakukan. Nah, sekarang tanggungjawab saja semua," tambah Arief yang menginginkan agar kegiatan Sabhawana dibubarkan permanen.

"Kami enggak mau dibekukan, tapi dimatikan. Kalau dibekukan kan nanti suatu saat bisa cair. Kalau dimatikan, selesai. Kalau mereka mau bikin Sabhawana di luar, ya silahkan, tapi di luar sistem sekolah."

Pasangan suami-istri ini pun menegaskan bahwa keberangkatan Aca ke Tangkuban Perahu dengan berbekal kemampuan jelajah alam yang baik. Karena itu keduanya yakin, seharusnya kondisi Aca yang fit tidak mengakibatkan kematian seperti yang dialami Aca. "Sebelumnya dia sudah ikut pelatihan dan pendidikan. Ya, enggak mungkinlah mereka langsung naik gunung tanpa ada persiapan fisik, kan? Terus, terakhir juga dia dari Gunung Gede, tapi sama teman-temannya, bukan acara sekolah. Jadi kami tahu kemampuan anak sendiri karena terbukti mampu jalan ke gunung," ujar Arief lagi.

"Karena itulah kami enggak ada firasat. Karena surat kan resmi dari sekolah. Ditambah lagi karena dia pernah ke Gunung Gede, Gunung Kencana, enggak pernah ada masalah. Jadi ini saya pikir harusnya enggak ada masalah," tambah Diana.

Yetta Angelina