Seperti laporan Kompas.com, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DKI Jakarta, Larso Marbun, juga membenarkan hal tersebut. "Tidak akan ada lagi kegiatan penjelajahan di sekolah tersebut," kata Larso, Selasa (24/6) lalu. Tapi Larso memastikan bahwa pelarangan kegiatan ini hanya akan berlaku untuk sekolah SMAN 3 saja. "Di sekolah lain (kegiatan penjelajahan alam) tidak ditutup, tetapi (kejadian) ini harus jadi pelajaran dan evaluasi bagi sekolah," tambah Larso lagi.
Pernyataan Larso ini pun dikuatkan oleh Wakil Kepala Sekolah SMAN 3 Jakarta, La Ode Makbudu yang memang membenarkan bahwa kegiatan Sabhawana di SMAN 3 sudah dibekukan dan akan menyusul ditutup. Kata La Ode, Sabhawana sebenarnya sudah dibentuk sejak tahun 1979. Dan kegiatan pelantikan yang terbaru ini adalah kegiatan ke-36 yang dilakukan kelompok penjelajah alam ini. Sebelumnya, kasus kematian siswa saat pelantikan tidak pernah terjadi.
Tak hanya kelompok penjelajah alam, tapi seluruh kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 3 Jakarta akan mendapatkan perhatian lebih lagi setelah kasus kematian Arfiand ini. Diharapkan kejadian duka ini bisa menjadi evaluasi dan pembelajaran bagi pelaksanaan kegiatan siswa lainnya.
Yetta Angelina / Sumber: Kompas.com