Motivasi awal Satrio sangat sederhana saat menemukan idenya itu. Ia kerap melihat ibundanya kesulitan saat harus duduk di lantai. "Setiap Ibu ke pengajian pasti cari tiang buat sandaran," katanya. Rasa kasih terhadap ibunya lah yang telah menggerakkannya untuk merancang kursi ini.
Rancangan kursi bisa terwujud berkat bantuan teman-temannya, para tukang jahit jok mobil. Sehingga Satrio berharap bisnis kursi ini bisa membuka lapangan kerja baru bagi banyak orang di kotanya, Surakarta (Jateng). Sebelum berwirausaha, Satrio adalah guru komputer SMU Negeri 1, Surakarta. Namun, "Saya bikin usaha ini sekaligus untuk pemberdayaan. Pembuatan kursi, kan, melibatkan pemasok bambu dan penjahit," jelasnya. Agar usahanya makin dikenal luas, kursi berlabel Senden B01 ini dipasarkan melalui jejaring sosial.
"Penjualannya sudah sampai ke Palembang, Irian, Kalimantan, Pekalongan, Jogja, dan Solo. Tapi paling banyak Jakarta," katanya. Meski oplah penjualan masih di bawah 100 buah per bulan, ia menargetkan pada tahun 2013 nanti bisa berlipat 500 persen. Selain ramah bagi kesehatan, kursi ini juga ramah lingkungan. Rangka yang mudah dilipat terbuat dari rangkaian bambu. Dengan material alami, membuat kursi hanya berbobot 1 kg. Sehingga praktis dibawa ke mana saja.
Uniknya, tak hanya berfungsi sebagai tempat duduk, kursi ini jika dalam keadaan terlipat bisa digunakan sebagai bantal. Atau saat digelar bisa bermanfaat sebagai alas tidur atau sajadah. "Manfaat terpentingnya, bisa mencegah dan mengurangi nyeri punggung bagian bawah. Sehingga punggung tertopang dengan baik," papar Satrio seraya menyebut harga Rp 190 ribu untuk kursinya.
Tika