Museum Wayang Jakarta

By nova.id, Selasa, 28 Mei 2013 | 05:40 WIB
Museum Wayang Jakarta (nova.id)

Museum Wayang Jakarta (nova.id)

"Foto: Henry "

Wayang kulit revolusi? Barangkali masih banyak yang kurang familiar. Ya, wayang revolusi memang salah satu jenis wayang kontemporer. Wayang ini diciptakan oleh dalan Kraton Mangkunegara, Solo, bernama Raden Mas Sayid pada tahun 1950-an. Disebut wayang revolusi karena Mas Sayid yang lahir tahun 1912 itu, memang membuat wayang dengan mengambil lakon revolusi Indonesia. Wayang ini menceritakan sejarah perjuang Indonesia melawan penjajahan. Tokoh-tokohnya pun benar-benar tokoh pergerakan Indonesia seperti Bung Karno, Bung Hatta, RA Kartini, Pangeran Diponegoro. Juga tokoh-tokoh bangsa Belanda, termasuk tentara Belanda.

Kalau Anda ingin menyaksikan wayang revolusi, datang saja ke Museum Wayang yang berlokasi di kawasan Kota Tua, Jakarta. Wayang revolusi hanya sebagian kecil dari koleksi Museum Wayang yang jumlahnya 5 ribu lebih. Khusus wayang revolusi, wayang ini menyimpan sebuah riwayat yang unik.  Wayang ini pada tahun 1965 dibeli oleh Museum voor Volkenkunde Rotterdam, sekarang namanya Wereldmuseum Rotterdam. Konon kabarnya, wayang ini bisa dibeli karena tidak termasuk warisan budaya kuno karena merupakan karya baru.

Sekian lama tersimpan di Museum Belanda, pada tahun 2005 bertepatan dengan HUT RI ke 60, Wereldmuseum Rotterdam menyerahkan Wayang revolusi kepada Museum Wayang Jakarta. Namun, penyerahan ini hanya berupa peminjaman dalam jangka panjang. Koleksi berharga ini bisa diambil seandaninya kita dianggap tidak bisa merawatnya.

Di Museum Wayang, pengunjung juga bisa menyaksikan koleksi langka lainnya berupa Wayang Kancil. Ini juga termasuk wayang kontemporer yang mengisahkan tentang hikayat Kancil.  Kisahnya diambil dari Serat Kancil Kridomartono karya Raden Panji Notoroto. Wayang kancil diciptakan tahun 1925 Bo Liem dan diibuat oleh Lie Too Hien. Lie Too Hien membuat seratus lebih  tokoh dengan menganut seni kriya pewayangan tradisional Jawa.

Selain wayang kontemporer, Museum Wayang tentu saja menyimpan wayang kulit klasik. Wayang kulit Purwa koleksi Museum Wayang antara lain berasal dari Yogyakarta, Tasik, Cirebon, Lombok, Bali, Banyumas. Tersimpan pula dengan rapi wayang golek dari berbagai daerah, misalnya saja dari Bali, Cirebon, Jogja, dan Malang

Tak kalah menarik, di ruang pajang, juga dipamerkan wayang mainan. Sesuai namanya, ini memang jenis wayang untuk mainan. Ada wayang kardus, ada juga wayang suket alias wayang yang dibuat dari rumput.

Wayang made in luar negeri pun menjadi koleksi museum, misalnya dari Cina da Kamboja. Masih banyak lagi yang bisa pengunjung saksikan. Ada koleksi topeng dari berbagai daerah dan boneka dari berbagai negara.

Memasuki Museum Wayang, pengunjung juga menelusuri sejarah kuno. Bangunan museum adalah gedung Belanda yang dibangun pertama kali tahun 1640. Awalnya, bangunan ini adalah Gereja Lama Belanda. Tahun 1973 direnovasi dan berganti nama Gereja Belanda Baru. Tahun 1808 gedung hancur akibat gempa. Selanjutnya dibangun gedung museum dan pada 13 Agustus 1975 gedung ini diresmikan menjadi museum.

Henry