Di bagian depan rumah bertuliskan, "Rumah Kelahiran Bung Hatta Proklamator RI." Ya, di rumah inilah Bung Hatta dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1902, buah kasih pasangan Muhammad Djamil dan Siti Salehai. "Dulu, kawasan ini sawah semua. Dari sini terlihat gunung Merapi dan gunung Singgalang, " ujar Dessi, pengelola rumah. "Bung Hatta tinggal di rumah itu sampai usia 11 bulan. Setamat Sekolah Rakyat, Bung Hatta melanjutkan pendidikan di kota Padang," imbuh Dessi.
Di bagian depan rumah, terdapat kamar tempat Bung Hatta istirahat. "Ini masih tersimpan ranjang aslinya. Namun, Bung Hatta sering tidur di surau. Beliau belajar agama pada Syekh Djamil Djambek . Pada saat itu, selain belajar di sekolah, anak-anak Minang memang belajar ilmu agama," papar Dessi dengan ramah.
Begitu memasuki ruang utama, terlihat meja tamu. Di dinding ruang, terpampang foto-foto keluarga dan silsilah orangtua Bung Hatta. "Ini foto ibunda Bung Hatta dan paman Bung Hatta bernama Mamak Idris dan Mamak Saleh," tutur Dessi seraya menunjukkan foto di dinding.
Setelah puas melihat-lihat bagian ruang utama, Dessi mengajak ke bagian belakang rumah. Di sana, terdapat dua lumbung padi. "Nah, ini bagian dapur. Masih ada tempat penyimpanan beras yang masih asli," kata Dessi. Di deretan dapur, terlihat kamar mandi, benda dan peralatannya, juga kandang kuda. "Dulu, alat transportasi menggunakan bendi."
Di bagian belakang rumah ini terdapat tangga untuk menuju lantai atas. Di ruang atas ini terdapat kamar yang luas. "Di kamar inilah Bung Hatta lahir. Ranjangnya berukuran luas, ya. Ada meja rias dan lemari pakaian milik ibunya," kata Dessi. Di ruang atas juga terdapat meja makan untuk keluarga. Peninggalan bersejarah itu tampak terawatt rapi.
Dessi menambahkan, menjelang ujian sekolah atau ulangan umum, "Banyak siswa mengunjungi Rumah Kelahiran Bung Hatta. Mereka bisa belajar sejarah sekaligus berekreasi."
Henry