Magda Diharapkan Jadi Tulang Punggung Keluarga

By nova.id, Senin, 13 Mei 2013 | 01:48 WIB
Magda Diharapkan Jadi Tulang Punggung Keluarga (nova.id)

Magda Diharapkan Jadi Tulang Punggung Keluarga (nova.id)

"Foto : Debbi "

Sebelum kecelakaan itu terjadi pada Magda, Magda adalah mahasiswi semester dua di Akper HKBP Balige. Banyak keluarga yang ikut menanggung biaya kuliahnya.  Dari mulai abang, adik hingga opungnya semua bahu membahu untuk membiayai kuliahnya. Makanya Magda sempat berjanji jika selesai kuliah nanti dia akan merawat saya dan opungnya jika kami sudah tua nanti.

Waktu itu saya berharap jika Magda selesai kuliah nanti, dialah yang akan jadi tulang punggung keluarga. Apalagi sehari-hari saya hanyalah seorang petani.

Sehari-hari Magda itu orangnya ramah dan paling suka dengan anak-anak. Mainnya sehari-hari selalu dengan anak-anak. Dia suka anak kecil. Magda ini ornagnya aktif. Dia juga ikut komunitas anti narkoba dan aktif di muda mudi gereja.

Selama 4 tahun Magda di rumah sakit sayalah yang terus merawat dan mendampinginya. Untuk membiayai pengobatan Magda, saya sampai menjual rumah kami di Desa Matiu, Kecamatan Balige Tobasa. 

Walau, sudah empat tahun mendampingi Magda tapi saya merasakan tak ada beban. Semangat saya tetap tinggi. Saya tak pernah merasa jenuh dan tetap merasa betah berada di rumah sakit. Mungkin semua ini ada hikmahnya, sebab banyak orang yang sudah datang melihat Magda. Mereka datang menghibur saya dan menguatkan saya.

Sampai saat ini saya yakin Magda bisa sembuh. Tak ada yang mustahil bagi Tuhan. Saya berharap agar pembaca NOVA mendoakan Magda agar cepat sembuh.  Dari kecil hingga tamat SMA Magda masih bersama saya. Setelah kuliah dia baru kost dekat kampusnya.

Tak ada firasat apa-apa saat terjadi kecelakaan itu. Cuma saat itu saya merasa malas pergi ke gereja. Karena saat itu cuaca panas sekali. Lalu saya pun tertidur. Hingga kecelakaan  itu pun terjadi dan saya dikabarin oleh kakak seniornya itu.

Sebenarnya, kalau dipikir-pikir saya tak sanggup menghadapi penyakit Magda. Cuma, saya hanya bisa menyerahkan musibah yang terjadi pada Tuhan YME.  Namun, sekarang hanya 2 anak saya Dodi Prada (25) dan Icuk Herman (21), yang bekerja di perusahaan perkebunan di Kalimantan yang menguatkan saya. Mereka juga banyak membantu Magda.