Pentas Gundala Gawat Teater Gandrik

By nova.id, Senin, 29 April 2013 | 00:22 WIB
Pentas Gundala Gawat Teater Gandrik (nova.id)

Pentas Gundala Gawat Teater Gandrik (nova.id)

"Foto : Henry "

Para superhero itu, Gundala Putera Petir (diperankan Susilo Nuroho), Aquanus (Jamaluddin Latif), Pangeran Melar (Gunawan Maryanto), Jin Kartubi (M. Arif Wijaanto), Sun Bo Kong (Jujuk Prabowo), tiba-tiba membelotikut kelompok Harimau Lapar. Mereka ikut menggarong bank dan merampas uang rakyat. Melihat para superhero karyanya melenceng dari tugasnya sebagai pembela kaum lemah, Hasmi (diperankan oleh Hasmi) ditikam kekecewaan. Di puncak kegalauannya, ia tumbang diiringi tangis istrinya (Nunung Deni Puspitasari).

Begitulah adegan babak akhir lakon Gundala Gawat yang dipentaskan Teater Gandrik di Graha Bhakti Budaya, TIM, 26-27 April. Akhir tragis dari sebuah kisah ketika para superhero pun ditelikung sebuah zaman yang gawat, Gundala Gawat, ingkar dari tugasnya sebagai pembela kebenaran. Situasi chaos tatkala para penjarah yang diketuai Ketua Agung Harimau Lapar, memenangi sebuah negeri. Lantas, siapa lagi superhero yang mampu memperbaiki zaman yang semrawut.

Lakon yang ditulis oleh budayawan Goenawan Mohamad (mengangkat kisahnya dari parodi kisah  komik Gundala karya Hasmi), mengangkat kisah tragis, namun dalam kemasan humor. Naskah yang kemudian diperkaya dan disesuaikan dengan panggung sampakan Teater Gandrik oleh Agus Noor dan Whanny Dharmawan itu, menjadi sebuah panggung humor yang tak kehilangan daya kritisnya, mengkritik dan mencandai situasi tak beres negeri ini.

Kisah dibuka dengan adegan petir menyambar-nyambar. Sambaran petir memilih korban rakyat jelata. Pada saat bersamaan, terjadi perampokan bank di mana-mana. Warga pun curiga sambaran petir itu akibat ulah Pak Petir, ayahanda Gundala. Mereka pun protes pada Gundala.

Hasmi yang dalam usia senjanya sudah renta dan sakit-sakitan, masih tetap mencoba bikin komik, ikut menjadi gelisah. Ia memanggil para superhero untuk ikut menyelesaikan keadaan lewat Pusat Pengerah Tenaga Superhero. Namun, para superhero itu justru menuduh Gundala telah melenceng dari skenario yang digarap sang kreator. Gundala merasa jadi korban fitnah. Untuk mengurai keadaan, Hasmi menyodorkan Agen X9. 

Selanjutnya, para superhero itu menyusup ke kelompok Harimau Lapar. Namun, mereka berhasil diperdaya Harimau Lapar yang Ketua Agungnya ternyata adalah Agen X9. Para superhero, termasuk Gundala yang menyerah karena istrinya Sedah disandera, ikut-ikutan menjadi perampok.

Kisah Gundala Gawat dengan para aktornya yang bermain bagus, ingin mengkritik keadaan sebuah negeri yang dijarah para koruptor. Persoalan menjadi genting karena para superhero, para penegak hukum, tak berdaya. Bahkan, jadi ikut-ikutan menjadi garong uang rakyat.

Di tangan Teater Gandrik yang kali ini distradarai Djaduk Ferianto, pentas menjadi penuh canda. Gandrik tetap setia pada gaya sampakan, sebuah gaya yang cair pada naskah. Para pemain bisa berimprovisasi, nyeletuk, menyambar situasi sosial politik, sukses memanen tawa. Sepanjang sekitar 2,5 jam pertunjukan, gedung tak pernah sepi dari tawa. Sebuah tontonan yang menghibur, namun tetap membawa pesan yang dalam. Sekaligus meninggalkan pertanyaan, ketika para superhero sudah tak berdaya, siapa yang sanggup menyelesaikan keadaan zaman yang gawat?

Henry