Penjelasan RS Atas Laporan Pandapotan

By nova.id, Jumat, 26 April 2013 | 01:58 WIB
Penjelasan RS Atas Laporan Pandapotan (nova.id)

Penjelasan RS Atas Laporan Pandapotan (nova.id)

"Foto :Henry "

Menanggapi pengaduan Pandapotan Manurung ke Polda Metro Jaya sehubungan dugaan kasus malapraktik istrinya, Anna, Rabu (24/4), pihak RSUP Persahabatan menggelar acara jumpa pers.  

Direktur utama Dr Mohammad Syahril, Sp. P, MPH dalam keterangan persnya mengatakan, pihaknya membenarkan Anna pernah dirawat di  RSUP Persahabatan. "Kami atas nama manajemen RS Persahabatan menyampaikan rasa simpati dan bela sungkawa yang mendalam kepada keluarga mendiang Anna Marliana."

Dijelaskan Syahril, Selasa 19 Februari, Anna datang ke poliklinik bedah Onkologi dengan keluhan terdapat bejolan sejak 3 tahun lalu. Keluhan lainnya adalah sulit menelan. Dr BHS, Sp B Onk melakukan pemeriksaan.

"Pasien didiagnosis Struma Multinodosa Non Toksika Curiga Ganas, T3N1Mx. Direncanakan untuk tindakan operasi terencana dengan persiapan operasi. Sebelum operasi, dokter telah melaksanakan persetujuan tindakan medik kepada pasien dan suaminya," papar Syahril.

Kala itu, dr Onk juga menjelaskan tentang  dua pilihan cara operasi. Pertama, operasi satu tahap yaitu operasi dengan mengangkat benjolan (tumornya) dan tumor langsung diperiksa laboratorium patologi anatomi untuk menentukan jinak atau ganas. "Apabila jinak, operasi selesai. Namun, bila ganas, akan dilakukan pengambilan semua kelenjar tiroid."

Pilhan kedua, lanjut Syahril, operasi akan dilakukan dua tahap. Tahap pertama setelah pengambilan tumor, pemeriksaan PA (Patologi Anatomi)-nya dikirim ke laboratorium PA dan menunggu seminggu. Bila jinak operasi selesai, makan akan dilakukan operasi tahap kedua untuk mengangkat semua kelenjar tiroidnya. Dalam hal ini, "Keluarga memilih opsi 1."

Selanjutnya, 10 Maret 2013, pasien masuk RS untuk tindakan operasi. Sehari kemudian, dilakukan operasi dengan1 tahap. Pada saat operasi, dilakukan pemeriksaan PA potong beku dengan hasil keganasan. Operasi pun dilanjutkan. Rabu, 13 Maret, "Dilaksanakan operasi ulang karena ada pembengkakan di leher diduga ada perdarahan. Setelah operasi, terdapat kebocoran pada saluran makanan, diduga karena proses keganasan dari tiroid."

Selanjutnya, pasien mendapatkan perawatan intensif. Namun, kondisi pasien menurun. Sampai akhirnya 23 Maret pasien meninggal dunia.

Henry