Saat beraksi, mereka juga sudah memahami tugasnya masing-masing. "Ada yang bagian mencari target siang hari untuk mempersiapkan operasi di malam hari. Ada yang mempersiapkan alat-alat dan kendaraan," ungkap Helmi sembari menyinggung peran sang kapten dan eksekutor.
Para perampok yang sudah beraksi sejak tahun 2012 ini, juga tak segan-segan melukai korban jika melawan ada perlawanan. "Kalau melawan, mereka tak segan melumpuhkan, mengikat dan melakban korban seperti yang dilakukan ketika merampok rumah di Cikini sekitar tahun 2012," ujar Helmi lagi.
Jika target telah ditentukan, mereka bertemu di suatu tempat untuk mematangkan rencana. Setelah itu mereka beraksi di hari yang sudah ditentukan.
Setelah mendapatkan mesin ATM, mereka mengangkutnya di dalam mobil dan membawa kabur. Di perjalanan dan ketika kendaraan masih melaju, mesin ATM dibongkar menggunakan linggis. Setelah mesin ATM dikuras, mesinnya kemudian dibuang ke sungai.
"ATM terakhir ditemukan di sungai di wilayah Cileungsi. Dan, berdasarkan pengakuan sang kapten, mereka juga pernah membuang mesin ke sungai di Bogor," ungkap Helmi.
Ditambahkan Direktur Direktorat Reskrim Umum PMJ, Kombes Pol Toni Harmanto , komplotan ini sengaja memilih bank plat merah karena mesin mudah dicabut. "Katanya cukup digoyang saja kaki sudah lepas. Jadi konstruksinya memang lemah sehingga dipilih," tandas Toni.
Dari hasil beraksi, komplotan ini kemudian membagi rata hasil perampokan. Menurut penuturan pelaku, hasil perampokan rata-rata digunakan untuk foya-foya, membeli kendaraan dan narkoba. Laili