Pasca ditangkap, dua pelaku yang bertindak sebagai kapten dan eksekutor yakni Yulianto alias Buyung dan Muh. Harun diajak polisi untuk mengembangkan penyidikan dengan cara untuk menunjukkan anggota tim lain yakni Turi dan Gor di daerah Cinere-Depok.
Pada Sabtu (20/4) pukul 02.00 dini hari, mereka diajak menunjukkan tempat persembunyian rekannya. Namun sekonyong-konyong dua orang ini melarikan diri serta berusaha merebut senjata petugas. Petugas pun spontan mengeluarkan tembakan peringatan namun tak diindahkan. Hingga terpaksa menembak keduanya hingga meninggal dunia.
Komplotan Buyung Cs ini sebenarnya sudah lama diintai jajaran Sat Jatanras Polda Metro Jaya, khususnya tim pimpinan Kompol Aris Supriyono, SIK dari Subdit Umum Dit Reskrimum PMJ.
Petugas menerima informasi jika pelaku perampokan spesialis ATM BRI ini akan melakukan aksi di daerah Limo Depok. "Buyung, Harun, dan Edo merupakan target operasi Polda Metro Jaya," ungkap Kasat Subdit Umum, AKBP Helmi Santika saat menggelar konferensi pers didampingi Kabid Humas PMJ Kombes Pol Rikwanto dan Direktur Direktorat Reskrim Umum PMJ Kombes Pol Toni Harmanto.
Petugas sudah menarget mereka karena beberapa aksinya sudah meresahkan masyarakat. "Mereka sudah pernah beraksi di beberapa tempat diantaranya, merampok rumah di daerah Cikini tahun 2012, merampok pool taksi di daerah Duren Sawit sekitar bulan Maret 2013, mencuri uang dan barang di sebuah ruko di Klender pada Maret 2013 juga, melakukan pencurian di koperasi di daerah Lampung, dan terakhir pada 6 April 2013 mereka merampok ATM BRI di Limo, Cinere-Depok," papar Helmi.
Dari hasil perampokan rata-rata mereka mampu meraup uang ratusan juta rupiah. "Terakhir dari ATM BRI Limo mereka mengambil brankas berisi uang tunai Rp 259.000.000,- (dua ratus lima puluh sembilan juta rupiah) dan masing-masing mendapatkan sekitar dua puluh enam juta rupiah," ujar Helmi.
Laili