Penghormatan Terakhir Atas Tragedi Bom Boston Marathon

By nova.id, Jumat, 19 April 2013 | 13:06 WIB
Penghormatan Terakhir Atas Tragedi Bom Boston Marathon (nova.id)

Penghormatan Terakhir Atas Tragedi Bom Boston Marathon (nova.id)

"Obama "

Kamis (18/4) siang waktu setempat, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menghadiri penghormatan terakhir atas tragedi pengeboman Boston Marathon. Bersama first lady, Michelle Obama ia hadir di Cathedral of the Holy Cross untuk tetap memberi semangat warga kota, juga bangsa Amerika agar tetap kuat. Seperti dilansir dari situs berita CNN, kepada para hadirin ia berujar, "Kami (Amerika) berada disamping kalian. Boston bukan hanya kampung halaman kalian, tapi juga kita semua. Untuk pelaku, ya, dia akan segera ditangkap dan berhadapan dengan peradilan."

Rasa simpati mendalam ia nyatakan di hadapan warga yang menyimak pidatonya. Ia berharap insiden yang memakan tiga korban jiwa dan melukai 170 lebih warga lainnya tidak menyurutkan semangat dan keberanian penduduk Boston. "Jika mereka berusaha mengintimidasi kita, meneror, merusak nilai-nilai yang mendefinisikan kita sebagai warga Amerika, sungguh sangat jelas bahwa mereka memilih kota yang salah. Bukan di sini, di Boston," kata Obama.

Di antara 2000 hadirin, ia juga menggambarkan semangat Amerika seperti Bill Iffrig (78) salah satu pelari sepuh yang terpental karena efek bom dan terluka. Namun, ia kembali berdiri dan berjalan melewati garis finish. "Kita akan bangkit dan terus. Kita akan menyelesaikan lomba."

Walikota Boston, Thomas Menino juga menyampaikan duka citanya terhadap ketiga korban, Martin Richard (8) yang digambarkan sebagai anak laki-laki berhati besar, Krystle Campbell (29) yang selalu bersemangat menyaksikan maraton setiap tahun, serta Lingzu Lu (23) mahasiswi pascarsarjana Boston University yang datang ke kota pelajar ini untuk mencari pendidikan.

Obama juga bertemu dengan sekelompok relawan dan pasien yang telah pulih di Rumah Sakit Umum Massachusetts. Sementara itu 59 orang lainnya masih dirawat terkait luka yang diderita. Setidaknya 13 orang kehilangan anggota tubuh akibat pengeboman di ajang lari tertua di dunia ini.

Ade Ryani