Seperti diberitakan sebelumnya, tim dari Dit Resnarkoba Polda Metro Jaya berhasil menggagalkan peredaran heroin seberat 4 kilogram dari Negeria yang dikirim lewat Malaysia dan akhirnya tiba di Indonesia. Dari Malaysia, barang ini dibawa dengan kapal nelayan dan tiba diterima oleh kurir Hendrais (35) pada tanggal 14 April lalu. Kurir ini lalu membawa heroin ke Jakarta dengan menumpang pesawat dari Bandara Polonia Medan dan mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Bagaimana barang haram itu bisa lolos dari pantauan di dua bandara, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Putut Eko Bayuseno yang didampingi oleh Direktur Resnarkoba, Kombes Pol Nugroho Aji Jumat (19/4) siang langsung menjelaskan bagaimana cara Hendrius meloloskan heroin tersebut.
"Ketika membawa paket dengan menumpang pesawat, kurir menggunakan aluminium foil yang direkatkan di dinding tas ransel. Lalu, tas itu dibawa ke kabin pesawat," ungkap Kapolda.
Saat Hendrius tiba Jakarta dan hendak ke rumah rekannya, Wiraguna (35), di Pondok Terong, Depok, polisi yang sudah memantau perjalanan barang haram itu sejak dari Nigeria, langsung menciduk Hendra dan rekannya.
Kapolda memastikan, pihaknya akan menangani serius pengiriman heroin ini. Jika perlu, saat rekonstruksi di Polonia Polda Metro Jaya akan berkoordinasi dengan Polda Sumatera Utara. "Kami harus serius akan kasus ini mengingat 99 persen pengguna heroin juga mengidap HIV," pesan Putut.
Persebaran HIV ini dari penggunaan jarum suntik yang berganti-gantian. "Pengguna lebih memilih jarum suntik bekas konsumsi narkoba karena pengguna lebih merasakan efek euforia. Padahal penyalahgunaan narkoba jenis heroin dapat mengakibatkan efek samping insomnia, depresi hingga mencetuskan keinginan bunuh diri apabila sakau atau ketagihan," tandas Putut.
Laili